Metode Immersion Bantu Lestarikan Bahasa Aborijin Australia
Program pembelajaran bahasa asing dengan metode immersion (langsung menggunakan bahasa asing itu sendiri) dari Selandia Baru dan Amerika…
Model yang dijalankan \'Language Nest\' dikembangkan di Selandia Baru untuk mengajar anak-anak muda bahasa Maori.
Di Selandia Baru, program ini membawa anggota komunitas Maori ke pusat penitipan anak, membenamkan anak-anak ke dalam bahasa tersebut.
"Kemampuan untuk belajar bahasa paling kuat dimiliki anak-anak. Jadi kami pikir, begitu bagus untuk memanfaatkan program immersion yang menarget anak-anak dari usia dini."
Di Kununurra, MDWg memiliki tim instruktur bergerak yang menggunakan percakapan, permainan, lagu dan cerita sederhana untuk mengenalkan anak-anak kepada bahasa Miriwoong.
Dr Olawsky mengatakan, program tersebut, yang mereka perkenalkan pada tahun 2013, telah menjadi kesuksesan yang "fenomenal".
Ia mendasarkan kesuksesan itu bukan hanya pada kemampuan bahasa, tapi juga dampak program terhadap kehadiran dan perilaku umum.
"Para guru memberi tahu kami bahwa sesi bahasa Miriwoong adalah kelas favorit anak-anak."
"Mereka juga melaporkan bahwa anak-anak jauh lebih mudah diatur selama sesi tersebut dan mereka merasa sangat senang untuk belajar."
Untuk pembelajaran orang dewasa, pusat bahasa tersebut beralih ke kelompok masyarakat adat lain untuk mendapat inspirasi: penduduk asli Amerika. Pada tahun 2009, pusat tersebut mengenalkan program Master-Apprentice, yang diadopsi dari organisasi \'Advocates for Indigenous California Language Survival\' di Amerika Serikat.
"[Itu] juga berbasis immersion," kata Dr. Olawsky. "Ada satu aturan sederhana, dan itu adalah: tidak ada bahasa Inggris."
"Mereka bisa menggunakan tangan dan kaki mereka, dan mereka bisa menggunakan kata-kata terbatas apa pun yang mereka miliki, tapi mereka tidak bisa menggunakan bahasa Inggris.
"Kami memiliki beberapa tingkat keberhasilan yang baik dengan hal itu."
Dampak yang berlanjut
Meski ia mengakui bahwa Selandia Baru memiliki keunggulan dalam memusatkan perhatian pada satu bahasa, ketimbang banyak bahasa Adat di Australia, Dr Olawsky berpikir bahwa mereka bisa melakukan lebih banyak hal.
"Pentingnya bahasa selain bahasa Inggris di sini, sangat rendah," akunya.
"Dari kira-kira 500 bahasa di negeri ini, mungkin sekarang tersisa sekitar seratus yang aktif digunakan, dan kebanyakan dari mereka sangat terancam punah."