Sabtu, 13 September 2025
ABC World

Hambar dan Tetap Lapar: Merasakan Makan Seperti Pengungsi Suriah di Yordan

Tantangan makan seperti pengungsi Suriah di Yordan bukan soal lapar, tetapi mengingatkan pentingnya bersyukur atas apa yang kita miliki…

Selama beberapa hari juga saya memaksa memakan sup lentil dan sup kacang, kerupuk yang dibuat hanya dari tepung, dan chickpeas yang dipanggang di dalam oven.

Bagi saya, makanan yang paling mewah adalah nasi dan ikan sardine yang digoreng dengan minyak dan sedikit garam.

Mungkin Anda bertanya, mengapa bisa ada garam? Bukankah tidak ada bumbu-bumbu yang diberikan di paket bahan makanan tersebut?

Salah satu tujuan dari tantangan ini juga adalah untuk menggalang dana yang nantinya akan diberikan untuk membantu para pengungsi asal Suriah yang kini tinggal di kamp pengungsian di Yordan.

Jika saya bisa menggalang dana hingga $250 maka saya diperbolehkan untuk menambah garam di makanan.

Bagi peserta yang merasa kesulitan melanjutkan, maka mereka bisa memberikan $50 sehari ke halaman penggalangan dananya sendiri.

Dalam sebulan saya berhasil menggalang dana lebih dari $380, atau lebih dari Rp 3,8 juta, setelah saya mempromosikannya di akun Facebook.

Perut keroncongan dan terkadang pusing

Untungnya saat Pekan Pengungsi berlangsung, saya baru saja menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadan, sehingga nafsu makan belum kembali normal.

Rasa lapar masih bisa diatasi dan saya pun masih memiliki pola makan yang sama seperti di bulan Ramadan, yakni dua kali di pagi dan malam hari.

Saya lebih \'tersiksa\' karena makanan yang nyaris tidak ada rasanya, selain membuat perut yang berbunyi di siang hari dan satu-satunya yang dilakukan adalah minum air putih.

Rasa pusing juga kadang saya alami, biasanya di malam hari, terlebih di pekan yang sama saya juga memiliki flu dan batuk. Untungnya saya masih bisa meminum teh hangat, karena setiap kita mengirim pesan kepada orang lain untuk minta dukungan, kita boleh minum segelas teh.

Di Facebook group peserta lain mengeluhkan beratnya tantangan ini terlebih banyak diantara mereka yang melakukannya sendirian di keluarganya, dan mendapat banyak godaan dari makanan lain yang disiapkan untuk anggota keluarganya.

Pernah ada pula yang mengaku sulit buang air atau bahkan merasa kurang nutrisi hingga harus menghentikan tantangannya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan