BSB Targetkan Penambahan 10 Perusahaan Bagi Cash Management
PT Bank Syariah Bukopin (BSB) menargetkan, penambahan sepuluh mitra dari perusahaan yang mengikuti Cash
Penulis:
Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Syariah Bukopin (BSB) menargetkan, penambahan sepuluh mitra dari perusahaan yang mengikuti Cash managementnya sampai dengan akhir 2012.
Direktur BSB, Riyanto menjelaskan, bahwa dengan tambahan itu akan menambah 50 perusahaan yang sudah mengikuti program cash managementnya.
"Ini diperlukan guna menopang kinerja BSB dalam meningkatkan dana pihak ketiga dan fee based income maka kami targetkan ada 60 perusahaan yang mengikuti cash management kami," jelasnya di Warung Daun, Jakarta Kamis(9/8/2012).
Ia mengungkapkan, bahwa BSB juga akan terus meningkatkan kemampuan sistem teknologi informasi guna mendukung transaksi keuangan semakin beragam.
Sehingga layanan cash management tersebut bakal semakin memudakan nasabah dalam melakukan akses inquiry saldo dan transaksi secara real time online.
Hal itu lanjut Riyanto bisa dilakukan melalui terminal komputer dan lokasi usaha masing-masing sehingga pengelolaan keuangan lebih efektif, efisien, dan tersentralisasi.
Selain itu, ada sistem payroll, yakni untuk melakukan pengiriman gaji karyawan yang dapat dilakukan secara elektronik. Lalu, ada virtual account untuk mengakomodir keinginan nasabah dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi setoran ke rekeningnya.
Pihaknya juga fokus bermitra dengan institusi pendidikan. Melalui layanan cash management, para siswa atau mahasiswa dapat melakukan
pembayaran kuliah melalui mesin ATM jaringan Bank Bukopin yang langsung terkoneksi dengan account balance suatu perusahaan.
"Interaksi keuangan melalui pendidikan akan meningkatkan retail kami seperti misalnya, universitas dan akan menambah tabungan dari peningkatan nasabah sehingga DPK dan Pembiayaanya kami semakin meningkat," jelasnya.
Seperti diketahui, pembiayaan BSB dipatok mencapai Rp 2,9 trilliun - Rp 3,1 trilliun sampai dengan akhir tahun ini. Selain itu, DPK juga dipatok tumbuh sebesar 30 - 40 persen dari DPK tahun lalu yang mencapai Rp 2,4 Trilliun.
- Lisa Tertipu Rp 3,1 Juta Beli BB Murah Lewat Facebook
- Sholeh Suaidi, Ketua Amanah Jadi DPO Polda Metro
- Lagi, 13.000 Orang Tertipu Investasi Online
- Rp 6 Juta Amblas Motor pun Tak Dapat
- Seorang Kakek Nyaris Tertipu Hadiah Mobil dari Kupon Rokok
- Tergiur Ingin Cepat Kaya, Tiga ABG Tukar Emas dengan Keris