Prospek Bisnis Menara BTS Memburuk
Agar bisnis BTS tetap bagus ya harus ada negosiasi lagi, sehingga operator mampu untuk membayar kewajibannya.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Keputusan PT XL Axiata Tbk untuk mengakuisisi Axis Telecom Indonesia bakal semakin memusingkan pelaku bisnis penyewaan menara BTS (Base Transceiver Stations).
Pasalnya, akibat konsolidasi dua operator seluler tersebut hampir dipastikan akan terjadi banyak efesiensi, termasuk dalam hal penggunaan BTS.
Apalagi selama ini, XL telah mengoperasikan banyak BTS di berbagai wilayah operasi Axis.
Selain itu, memburuknya kinerja sejumlah operator telekomunikasi juga akan mempengaruhi kondisi keuangan pelaku bisnis BTS.
Contohnya, salah satu perusahaan penyewaan menara BTS yaitu Protelindo terpaksa memutus layanan kepada Axis lantaran piutangnya tak dibayar.
Pardomuan Sihombing, Sekjen Asosiasi Analis Efek Indonesia mengatakan, persaingan bisnis BTS akan semakin ketat.
Konsolidasi dua operator seluler akan menghasilkan efisiensi, sehingga akan mengurangi biaya modal perusahaan operator seluler.
Efisiensi ini, dalam jangka pendek akan berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan BTS, yakni harga saham emiten BTS berpotensi terpangkas.
Disisi lain, kondisi keuangan sejumlah operator telekomunikasi juga belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Bahkan diantara 10 operator, hanya Telkomsel, XL dan Indosat yang paling stabil kinerja bisnisnya.
Untuk mengatasi tantangan bisnis itu, Pardomuan menyarankan perusahaan BTS agar siap beradaptasi kembali dengan pasar. Sebagai contoh, jika sebelumnya tarif sewa BTS sudah menurun, tarif sewa tersebut kemungkinannya juga akan kembali terpangkas.
Apalagi bagi operator yang mengalami kesulitan keuangan, mereka tentu akan terus mengalami masalah dalam pembayaran sewa.
“Agar bisnis BTS tetap bagus ya harus ada negosiasi lagi, sehingga operator mampu untuk membayar kewajibannya. Kemungkinan besar tarif sewa BTS akan semakin menurun akibat persaingan yang semakin ketat dan kebutuhan yang juga berkurang setelah adanya konsolidasi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Pardomuan menambahkan kondisi bisnis sewa BTS yang terpengaruh kondisi keuangan dan bisnis operator telekomunikasi menjadi tantangan perusahaan BTS.
Pendapatan perusahaan BTS bisa turun bila tidak melakukan sinergi dengan perusahaan provider telekomunikasi.
Dampak melemahnya bisnis BTS ini juga telah membuat sejumlah analis di pasar modal memangkas proyeksi kinerja sejumlah emiten berbasis BTS.
Riset Morgan Stanley akhir September 2013 menyebutkan, konsolidasi di industri telekomunikasi Indonesia akan menekan bisnis BTS.
Kebutuhan penambahan BTS dari 3 operator utama yaitu Telkomsel, Indosat dan XL di tahun 2014 akan turun sekitar 16% dibandingkan tahun ini.