Jumat, 12 September 2025

Perjalanan Impor Beras Indonesia Mulai Tahun 2000 hingga 2018

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah membuka keran impor beras pada tahun 2018

Editor: Sanusi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Nurtendi (47), pedagang beras melayani pembeli di Pasar Sederhana, Jalan Jurang, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Kamis (11/1/2018). Sejak Oktober 2017 hingga memasuki awal 2018 harga beras di pasaran di Kota Bandung terus berangsur naik. Besarnya kenaikan mulai Rp 200 per kg, Rp 500 per kg, hingga memasuki Januari 2018 kenaikannya mencapai kisaran harga Rp 1.000 per kg. Kenaikan harga tersebut dikeluhkan konsumen dan pedagang, beras pandanwangi yang biasa dijual Rp 12.500 menjadi Rp 13.500 per kg sedangkan beras setra ramos kepala dijual Rp 13.000 dari harga sebelumnya Rp 12.000 per kg. Sedangkan untuk beras Bulog tidak ada kenaikan, masih dengan harga jual Rp 9.350 per kg. Disamping harga naik, konsumen dan pedagang pun mengeluhkan langkanya persediaan beras dan menurunnya kualitas beras saat ini. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Vietnam memang paling mendominasi dalam impor beras karena jumlah produksi berasnya lebih banyak dari Indonesia.

Data Outlook Padi 2016 Kementerian Pertanian rentang 2010-2014 menunjukkan bahwa produksi padi Indonesia hanya 5,7 juta ton per hektar, sedangkan Vietnam pada rentang yang sama hasil produksi padinya mencapai 6,67 juta ton per hektar.

Impor Beras 2018

Bagaimana dengan impor beras pada 2018 ini? Awal mulanya, pemerintah mengakui adanya kelangkaan beras jenis premium di pasaran yang menyebabkan harga beras premiun naik menjadi Rp 13.000 per kilogram dari Harga Eceran Tertinggi (HET) per kilogramnya.

Pemerintah kemudian berencana untuk melakukan impor beras premium yang disebut langka tersebut.

Awalnya, pemerintah akan mengimpor beras khusus, yang artinya beras yang tidak ditanam di Indonesia, seperti beras merek Jasmine asal Thailand.

Namun, di akhir cerita, pemerintah mengubah jenis beras yang akan diimpor dari beras khusus menjadi beras umum. Jumlah impor juga mencapai 500.000 ton.

Penunjukkan pelaksana impor juga berubah dari yang awalnya PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menjadi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Rencananya, beras yang akan diimpor pemerintah akan masuk pada akhir Januari 2018 ini.

Ketahanan Pangan

Sementara pada pekan sebelumnya, yakni pada Jumat (12/1/2017), Divisi Regional (Kadivre) Badan Urusan Logistik ( Bulog) Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak beras impor yang akan didatangkan ke Indonesia.

Pasalnya, Bulog Sulsel menyatakan persediaan beras di gudangnya mencukupi hingga 20 bulan ke depan sehingga mereka siap menyuplai pasokan berasnya ke daerah-daerah lain yang membutuhkan.

Kepala Divre Bulog Sulsel Dindin Syamsuddin mengatakan, stok beras di Sulsel mencapai 82.000 ton yang mampu memenuhi kebutuhan hingga 20 bulan ke depan. Bahkan, pihaknya pun siap menyuplai beras ke Aceh hingga Papua.

"Stok beras di Sulsel aman hingga 20 bulan ke depan. Kami sudah suplai ke provinsi lain di Indonesia. Besok kami kirimkan lagi beras ke Aceh dengan harga dibawah HET," kata Dindin saat melepas mobil truk pengangkut beras untuk operasi pasar di gudang Bulog Panaikang, Jumat (12/1/2018).

Dindin mengungkapkan, HET beras saat ini sebesar Rp 9.450 per kilogram. Namun, Bulog Sulsel menjualnya dengan harga Rp 9.000 pe rkilogram untuk menormalkan harga beras premium di pasaran.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan