The Loggia, Apartemen yang Mengedepankan Desain dan Efisiensi Tempat
Apartemen 20 tingkat ini mengedepankan desain istimewa dan efisiensi tempat dan area yang membuat setiap penghuninya lebih bebas bereksplorasi
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Farpoint dan Tokyo Tatemono meluncurkan apartemen berkonsep transformable living terbaru di Jakarta Selatan, The Loggia yang dilengkapi furnitur dan ruang penyimpanan yang transformable.
Apartemen 20 tingkat ini mengedepankan desain istimewa dan efisiensi tempat dan area yang membuat setiap penghuninya lebih bebas bereksplorasi.
“The Loggia,memaksimalkan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin tinggal di tengah kota," kata Mulyadi Janto, Head of Residential SBU Farpoint di Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Inovasi ini, kata dia dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, apalagi di saat mereka dapat tetap menyimpan benda-benda sentimental miliknya.
Dengan jumlah unit yang terbatas, sekitar 498 untuk dua tower, di The Loggia penghuni dapat menemukan kelapangan di ruang terbatas kota Jakarta yang sangat padat,
Mulyadi menyebut, konsep apartemen ini berdasarkan penelitian dari real estate marketplace terkemuka, Zillow.com.
"Ada prioritas yang meningkat dari pembeli rumah usia muda untuk mencari area rumah yang lebih lapang," katanya.
Dengan beragam pilihan unit, mulai dari 72 m² hingga 117 m², setiap unit dapat di-upgrade menjadi area private sanctuary, yang dilengkapi dengan day beds, tempat tidur susun, sliding panel rotan yang dapat dimodifikasi untuk ciptakan ruang lapang, serta ruang penyimpanan tersembunyi di berbagai sudut.
Baca: Polisi Selidiki Pemicu Depresi Reni Novita Dewi Hingga Membuatnya Terjun Bebas dari Apartemen
Salah satu kamar tidur berada di ketinggian 60 cm, dengan area bawah digunakan sebagai ruang penyimpanan bawah lantai, sehingga penghuni dapat tetap “menyembunyikan” seluruh barang pribadi tanpa perlu membuangnya.
Yoshiharu Tsukamoto, Co-Principal Architect Atelier Bow-Wow mengatakan, Reversibility into Emptiness tidak hanya terwujud dari rumah yang rapi, tetapi bagaimana setiap elemen yang ada bisa memberikan nilai untuk ruangan tersebut.
"Misalnya, bagaimana sinar matahari memancarkan pantulan di lantai ubin ke langit-langit, bias cahaya melalui dinding rotan, atau angin yang bertiup melalui jendela ke koridor," katanya.
Gerakan dan transformasi furnitur ini merupakan momen nyata yang bisa dieksplorasi, salah satunya lewat meja makan yang dapat dilipat di dinding.
Hasilnya, ruang makan pun bisa berubah menjadi ruang komunal untuk mengumpulkan lebih dari 10 orang.
"Suasana multi-sensory seperti ini yang penting untuk menyegarkan pikiran tiap penghuni,” ujar Profesor Tokyo Institute of Technology, Dr Eng.
The Loggia juga memberikan sentuhan Indonesia ke dalam setiap desainnya, seperti ubin buatan tangan bergaya vintage dari Yogyakarta.
Memberikan semilir angin alami di setiap unit, perancang menciptakan pintu masuk yang memberikan ventilasi silang ke dalam hunian, yang semakin menekankan The Loggia sebagai properti pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menyediakan konsep desain unik, yang ditargetkan selesai pembangunannya di tahun 2022 ini.