Minggu, 21 September 2025

Virus Corona

Pandemi Covid-19, 5 Negara Ini Resmi Masuk Jurang Resesi

Dampak ekonomi saat terjadi resesi tentu akan sangat terasa pada suatu negara dan efeknya bersifat domino pada kegiatan ekonomi.

Editor: Sanusi
KONTAN/Carolus Agus Waluyo
ILUSTRASI 

Konsumsi rumah tangga merosot 25 persen, indeks harga konsumen anjlok 1,5 persen, impor tercatat melonjak 10 persen, dan ekspor hanya naik 9,4 persen di kuartal II-2020.

Adapun pendapatan rumah tangga melonjak berkat bantuan langsung tunai dari pemerintah AS sebagai respons terhadap dampak pandemi virus corona.

Ini adalah periode terburuk perekonomian AS, bahkan bila dibandingkan dengan periode Depresi Besar dan Resesi Besar.

Sebagai perbandingan, kuartal terburuk perekonomian AS selama Krisis Keuangan Global tahun 2008 adalah minus 8,4 persen pada kuartal IV-2008.

Pada kuartal I tahun 1958, pertumbuhan ekonomi AS minus 10 persen. Sementara itu, rekor terburuk perekonomian AS adalah pada kuartal II tahun 1921.

3. Singapura

Pertumbuhan ekonomi Singapura mengalami kontraksi di kedua kuartal 2020 yang membuatnya resmi mengalami resesi. Pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 0,7 persen, kemudian berlanjut minus 12,6 persen di kuartal II-2020.

Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II- 2020 tersebut lebih buruk dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan akan berada di kisaran 10,5 persen.

Resesi Singapura dipicu kebijakan circuit breaker untuk mencegah penularan virus corona (covid-19) sehingga menyebabkan permintaan eskternal melemah di tengah perekonomian global yang juga loyo.

Pemerintah Singapura pun memperoyeksikan ekonomi di Negeri Singat tersebut akan mengalami kontraksi sekitar 7 persen hingga 4 persen hingga akhir tahun 2020.

4. Korea Selatan

Negara dengan perekonomian terbesar kempat di Asia ini, turut mengalami pukulan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan menyusur 3,3 persen pad akuartal II-2020, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,3 persen.

Bank of Korea mengatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi per kuartal ini menjadi yang paling tajam sejak resesi 1998.

Ekspor yang merupakan kontribusi terbesar ekonomi Korea Selatan merosot hingga 16,6 persen. Investasi konstruksi turun 1,3 persen, investasi dalam bentuk modal merosot 2,9 persen, dan output manufaktur dan jasa masing-masing turun 9 persen dan 1,1 persen.

Satu-satunya kinerja perekonomian yang positif adalah konsumsi swasta yang meningkat 1,4 persen, yang terdorong dengan kebijakan bantuan langsung tunai yang diberikan oleh pemerintah.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan