Sembilan Bulan Menghadapi Covid-19, Ini Empat Strategi Angkasa Pura II Agar Dapat Bertahan
sembilan bulan menghadapi Covid-19, PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan strategi penyesuaian untuk tetap menjaga konektivitas
Penulis:
Hari Darmawan
Editor:
Sanusi
"Hal ini ditandai dengan meroketnya jumlah penumpang pesawat di 19 bandara pada kuartal II sebanyak 1,56 juta orang, lalu meningkat pada kuartal III meningkat 247 persen menjadi 5,42 juta orang," lanjutnya.
Bisnis
Kemudian dari segi bisnis, Awaluddin menjelaskan, Angkasa Pura II menjalankan strategi Business Survival Initiatives yang terdiri dari tiga program yaitu cost leadership, capex disbursement dan cash flow management.
"Program itu diterapkan dalam bisnis aeronautika dan non-aeronautika," ujar Awaluddin.
Fokus bisnis aeronautika di tengah pandemi, lanjut Awaluddin, adalah optimalisasi slot time penerbangan di bandara, pengaktifan kembali rute dan peningkatan frekuensi penerbangan.
"Melalui fokus ini juga, sekarang utilisasi kapasitas penerbangan di bandara AP II dapat mencapai sekitar 45 persen," ucap Awaluddin.
Kemudian ia juga menjelaskan, fokus utama bisnis non-aeronautika adalah menjaga tenant komersial dapat tetap membuka layanan di terminal melalui berbagai program customer retention dan berbagai bisnis yang anak usaha.
"Kontribusi bisnis non-aeronautika banyak berasal dari anak usaha seperti PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Aviasi dan PT Gapura Angkasa," kata Awaluddin.
Angkasa Pura II, dikatakan Awaluddin, dapat menjaga kinerjanya dengan menjaga EBITDA di area positif dan berbagai inovasi positif tahun ini.
"Tahun ini juga kamu berupaya melakukan optimalisasi aset, salah satu realisasi pangkalan helikopter atau Heliport di Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola oleh Whitesky," ucap Awaluddin.