Jumat, 12 September 2025

Inflasi Tahun 2020 1,68 Persen, Jumlah Turis Asing Anjlok 73,6 Persen

Ada 10 komoditas yang memberikan andil inflasi di sepanjang tahun lalu. Emas perhiasan memegang andil paling tinggi, yaitu 0,26 persen.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Ilustrasi: Ada 10 komoditas yang memberikan andil inflasi di sepanjang tahun lalu. Emas perhiasan memegang andil paling tinggi, yaitu 0,26 persen. (Tribunnews.com/Herudin) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di sepanjang tahun 2020 sebesar 1,68 persen secara tahunan (yoy).

Angka inflasi tersebut berada di bawah target sasaran inflasi yang sebesar 2 persen - 4 persen.

"Ini merupakan inflasi yang terendah sejak BPS merilis data inflasi," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Senin (4/1/2021).

Setianto menyebutkan, ada 10 komoditas yang memberikan andil inflasi di sepanjang tahun lalu.

Emas perhiasan memegang andil paling tinggi, yaitu 0,26 persen.

Posisi kedua ada cabai merah yang memberikan andil kepada inflasi sebesar 0,16 persen dan disusul dengan minyak goreng yang memberi andil 0,10 persen.

Rokok kretek filter dan rokok putih masing-masing memberi andil pada inflasi sebesar 0,09 persen.

Sementara daging ayam ras menyumbang 0,05 persen pada inflasi di sepanjang tahun 2020.

Lalu, telur ayam ras, ikan segar, nasi dengan lauk, serta uang kuliah akademik atau perguruan tinggi memberikan andil pada inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat inflasi pada bulan Desember tahun 2020 sebesar 0,45 persen, dan banyak dipengaruhi kenaikan harga sejumlah komoditas.

Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), ada 87 kota yang mengalami inflasi, sedangkan 3 kota lainnya mengalami deflasi.

Gunung Sitoli menjadi kota yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,87 persen yang dipicu naiknya harga cabai merah dan cabai rawit.

"Dari 90 kota IHK, yang mengalami inflasi tertinggi adalah Gunung Sitoli yaitu sebesar 1,87 persen. Utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah dengan andil 0,64 (persen), kemudian cabai rawit dengan andil 0,38," jelas Setianto.

Kemudian untuk inflasi terendah terjadi di kota Tanjung Selor yaitu sebesar 0,05 persen.

Sementara itu, kata dia, ada beberapa kota IHK yang mengalami deflasi dan deflasi tertinggi terjadi di Luwu yakni sebesar minus 0,26 persen.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan