Kamis, 28 Agustus 2025

Di Tengah Pandemi Covid-19. Kampanye Anti Tembakau Dianggap Merugikan Perekonomian Nasional

Sebanyak 6 juta tenaga kerja dari hulu hingga hilir diserap di sektor IHT. Sementara sumbangsih di bidang keuangan juga sangat tinggi.

Editor: Hasanudin Aco
Ist
Koordinator Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) Mohammad Nur Azami 

“Apakah para LSM anti rokok bisa memberikan solusi atas masalah tersebut?” tanya Purnomo.

Dijelaskan bahwa penyakit yang ada di masyarakat banyak disebabkan faktor lain. Bahkan pembunuh nomor satu masyarakat adalah gula yang menyebabkan penyakit kencing manis atau diabetes.

"Mengapa mereka tidak melakukan gerakan menghentikan atau melarang mengkonsumsi gula? Mengapa hanya rokok yang dikampanyekan untuk dihentikan?” tanya Purnomo.

Ditambahkan Purnomo, di masa pendemic Covid-19 yang berimbas pada terjadinya krisis ekonomi, dimana ribuan tenaga kerja kehilangan pekerja.

"Perekonomian masyarakat baik di kota maupun di desa terganggu bahkan hampir ambruk," ujarnya. 

Menurut dia, industri rokok justru tetap bertahan dengan terus merekrut tenaga kerja. Menyumbang pendapatan bagi negara. Menggerakan perekonomian dari berbagai sektor dari hulu hingga hilir.

“Industri hasil tembakau nasional harusnya dilindungi dan dilestarikan karena terlihat jelas jasanya bagi pemulihan ekonomi nasional di masa pendemic Covid 19 ini,” papar Purnomo

Sependapat dengan Azami, Purnomo juga meminta pemerintah lebih bijaksana dalam menyikapi gerakan gerakan yang memusuhi industri hasil tembakau tanah air.

Pemerintah harus lebih memperhatkan kepentingan nasional baik dari sisi ketenaga kerjaan, pertanian dan industri.

Pemerintah harus memperhatikan kesejahteran jutaan buruh dan petani tembakau dari pada memperhatikan kampanye anti rokok yang mematikan perekonomian nasiona

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan