Manfaatkan Peluang Munculnya Bull Market di Pasar Saham Jelang Akhir Pandemi Covid-19
Pandemi global Covid-19 telah memakan banyak korban berjatuhan belum lagi dampak destruktifnya pada ekonomi dunia.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Malvyandie Haryadi
Buku ini, menurut Hary, bukan membahas tentang Bursa Saham Amerika, namun ada beberapa fakta penting sehubungan dengan Bursa Saham Amerika yang menjadi dasar analisis guna menjelaskan fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia.
“Tahukah Anda, ada berapa bursa saham di Amerika Serikat? Jangan perhitungkan bursa derivatif, melainkan khusus hanya bursa saham saja.
Banyak orang yang menjawab Dow Jones, S&P500 dan Nasdaq. Itu semua adalah indeks saham seperti IHSG, LQ45, ataupun Kompas 100, bukan bursa saham,” katanya.
Dikatakan, pada saat buku ini ditulis ada 13 bursa saham di Amerika Serikat, lima dimiliki oleh Intercotinental Exchange (Pemilik NYSE), empat dimiliki oleh CBOE Global Markets, tiga dimiliki oleh Nasdaq, dan satu dimiliki oleh IEX Group.
Dua dari 13 bursa saham tersebut adalah bursa saham terbesar dunia, yakni NYSE (New York Stock Exchange) dan Nasdaq. Keduanya terletak di Kota New York.
Nilai total kapitalisasi pasar NYSE adalah USD25 triliun, atau Rp350 kuadriliun, jika menggunakan kurs USD1.- = Rp14.000,-.
Angka ini tentunya hanya NYSE saja, tidak termasuk Nasdaq.
Nilai total kapitalisasi pasar Nasdaq adalah USD17,2 triliun atau Rp240,8 kuadriliun.
“Harap diperhatikan perhitungan ini belum termasuk bursa-bursa lainnya dan tidak melibatkan bursa derivatif. Berdasarkan data yang saya himpun dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi pasar IHSG per tanggal 26 November 2020 adalah sebesar Rp 6.694 triliun.
Sekarang coba perhitungkan, jika 1% saja market cap dari kedua Bursa Saham Amerika tersebut mengalir ke IHSG kira-kira Anda bisa bayangkan apa yang terjadi?
Fakta di atas membuat saya tertarik mempelajari negara tempat kedua bursa saham di atas, yakni Amerika Serikat secara lebih mendalam khususnya bidang ekonomi dan keuangan karena berpengaruh juga kepada ekonomi kita,” sambungnya.
Vincentius Sugeng Hardojo menyebut, buku “Mengungkap Rahasia Bull Market Terhebat Sepanjang Sejarah” menambahkan deretan buku-buku tentang investasi saham yang diterbitkan Elex Media Komputindo, dan berharap bisa menjadi best seller mengikuti buku-buku sebelumnya.
Dikatakan, buku tentang investasi saham yang diterbitkan Elex Media Komputindo lumayan banyaknya ada 40-50 judul.
“Dari data yang ada pada kami dari top 20 judul terbaik di section bussiness dan self improvement 13 judul diantaranya adalah buku-buku tentang investasi saham.
Jadi buku investasi saham menguasai 60 persen, dan section business dan self inprovement ini salah satu unggulan di Elex Media,” ucap Vincentius Sugeng Hardojo.