Rabu, 20 Agustus 2025

Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Industri baja nasional yang mandiri diharapkan mampu mendukung tumbuhnya ekonomi nasional.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA
Diskusi online Infrastructure Connect Digital Series 2021 dengan tema “Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional” pada Kamis (7/10/2021), 

"Ini banyak yang kami temukan. Dan tentu kalau dari produsen dalam negeri tidak bisa membuat baja dengan ketebalan seperti ini, karena semua baja yang diproduksi di tanah air itu sudah harus sesuai dengan SNI," katanya.

Baca juga: Krakatau Baja Konstruksi Catatkan Pendapatan Rp3,9 Triliun di Kuartal III 2021

Tapi menurut dia  memang ada 1-2 pelaku industri yang mengundang baja impor ini bisa masuk.

"Akibatnya, beberapa tahun ini banyak sekolah, rumah sakit, dan juga fasilitas umum lainnya yang ambruk. Terakhir itu di pasar Weleri, Kendal. Ini kami mohon perhatiannya untuk baja-baja non standar ini,” harap Stephanus.

Menurut dia  ada 5 strategi yang bisa dilakukan guna mencapai kemandirian Industri baja nasional.

Yang pertama adalah dengan menegakkan standar yang tegas dan wajib, khususnya untuk SNI dan meningkatkan TKDN.

Strategi berikutnya, mengenai peningkatan investasi industry baja yang mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan.

Karena itu ia berharap, pemerintah lebih selektif terhadap Penanam Modal Asing (PMA) sehingga State of The Art pada Industri 4.0 memiliki DNA (Device, Network, & Aplication).

“Karena kalau gak disaring kita nanti akan menerima mesin bekas yang tidak ramah lingkungan, yang tidak sustainable. Nah ini kami sangat concern untuk teknologi yang ramah lingkungan,” terang Stephanus lagi.

Berikutnya, pelibatan UMKM secara massif menjadi strategi yang cukup berguna untuk meningkatkan industry kecil di pelosok-pelosok.

Pelaku UKM/IKM ini juga harus dibekali dengan pelatihan-pelatihan dan sertifikasi agar mereka lebih berkembang.

“Strategi ke 4 yang kami lakukan sejak tahun lalu adalah peningkatan ekspor. Tujuan dari ekspor ini adalah kami ingin meningkatkan kualitas dan service agar memiliki produk dan pelayanan dalam industry baja dengan standar internasional,” terang Stephanus.

Yang terakhir, strategi metode Inovasi CPM yaitu Channel, product, marketing. Channel adalah cara distribusi dari pabrik hingga ke tangan pelanggan yang mengadopsi digital channel dan juga pelibatan UKM.

Inovasi Product yang tak pernah berhenti, kemudian Marketing yang dapat menyentuh langsung ke pelanggan.

“Marketing ini tentang bagaimana cara memasarkan dan menyentuh ke pelanggannya langsung. Jadi pandemic ini sedikit membawa inovasi bahwa dengan pandemic kami melakukan live streaming, live selling yang saat ini umumnya sudah banyak kita lihat di luar negeri,” ujar stephanus lagi.

Value chain dari PT Tatalogam Lestari yaitu Tatalogam Group mulai dari bahan baku pelapisan, kemudian di forming dan juga didistribusikan hingga sampai ke produk akhir yaitu Domus.

“Yang terakhir tentang distribution channel kami, ini distribution channel adalah untuk meminimalisir time to market. Tentu ini kami sudah melakukan pencatatan dengan sumber daya material konstruksi melalui SIMPK (Sistem Informasi Material dan ” tutup Stephanus.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan