Selasa, 9 September 2025

Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat Tak Terjadi di KCJB Saja? Berikut yang Terjadi di Luar Negeri

Baru-baru ini kita dihebohkan dengan biaya biaya proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang membengkak.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas meninjau kedatangan sejumlah rel sepanjang 50 meter di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Depo Kereta Cepat Tegalluar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/4/2021). Batang rel ini memiliki standar UIC 60 atau R60 yang artinya memiliki berat 60 kg per satu meter, yang akan menjadikan lintasan kereta cepat minim sambungan sehingga mendukung peningkatan keamanan dari perjalanan KCJB. Total ada sebanyak 12.539 batang rel kereta yang akan diangkut, didatangkan langsung dari Cina menuju Pelabuhan Tanjung Intan Selatan Cilacap, diangkut menggunakan kereta angkutan ke Stasiun Rancaekek. Setelah itu rel dibongkar di Depo Tegalluar, Rancaekek. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

Kata Salustra, proyek tersebut juga mengalami cost overrun sebesar US$ 1,7 miliar atau Rp 24,14 triliun dari rencana semula.

Adapun pembiayaan proyek berasal dari konsorsium perusahaan Taiwan yang dilakukan melalui Kerja Sama Badan Usaha dan Pemerintah (KPBU) dan juga pemerintah.

3. Kereta Cepat Madrid-Barcelona

Proyek kereta cepat ini dirancang akan menelan biaya investasi segede 12,6 miliar dolar atau Rp 179,9 triliun dengan panjang rute 621 kilometer.

Dengan biaya sebesar itu, pengeluaran modalper kilometernya sebesar 20 juta dolar sekitar Rp 284 miliar.

Baca juga: Faisal Basri : Proyek KCJB Bisa Berdampak pada Citra Presiden Jokowi di Akhir Jabatan

Proyek ini mengalami cost overrun hingga  4,2 miliar, dolar atau setara Rp 59,64 triliun. Sementara pembiayaan proyek ini berasal dari pinjaman berbagai lembaga perpanjangan tangan Uni Eropa. Adapun pemerintah Spanyol turut membiaya biaya cost overrun.

4. Kereta Api Addis Abaaba-Djibouti

Proyek kereta cepat ini pada awalnya dirancang akan menghabiskan dana investasi sebesar  4,5 miliar dolar, setara Rp 63,9 triliun dengan panjang rute 756 kilometer.

Dengan begitu, pengeluaran modal atau capital expenditure per kilometernya sebesar  5 dolar juta atau sekitar Rp 71 miliar. Proyek tersebut juga memiliki cost overrun sebesar 1 miliar dolar atau sekitar Rp 14,2 triliun.

Adapun pembiayaan proyek kereta cepat ini berasal dari 70% utang dari China Eximbank dan 30% lainnya dari ekuitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Laos dan BUMN China.

Salursa menyebut kenaikan kebutuhan anggaran kereta cepat di banyak negara ini terjadi karena berbagai faktor.

Baca juga: Faisal Basri: Investasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Sampai Kiamat Tidak Balik Modal

Di Indonesia terjadi, antara lain, adanya kenaikan biaya konsturksi, pembebasan lahan, biaya head office dan pra-operasi, dan biaya yang lainnya.

"Kami sudah membuka sebanyak 14 tunnel. Banyak orang menyebut kalai KCJB itu membuka gunung yang sangat sulit medannya. Hal itu menjadi sebab juga terjadinya cost overrun di proyek ini," ujarnya.

Adapun Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo kepada KONTAN akhir pekan lalu menyebut, bahwa proyek kereta cepat Jakarta Bandung tidak mengalami perubahan secara grand design.

Proyek kereta cepat Kereta Jakarta-Bandung tetap membentang sepanjang 142,3 kilometer.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan