Selasa, 12 Agustus 2025

Harga Minyak Goreng

Minyak Goreng Rp 14 Ribu Mulai Langka di Beberapa Daerah, Mengapa?

Diketahui minyak goreng Rp 14 ribu di beberapa daerah mulai langka. Kemendag dan produsen pun menilai adanya panic buying dari masyarakat.

Editor: Arif Fajar Nasucha
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
PENERAPAN 1 HARGA MINYAK GORENG - Warga membeli minyak goreng kemasan di Toko Sembako Cahaya Prabu, di kawasan Cibodas, Kota Tangerang, Rabu (19/1/2022). Pemerintah mulai hari ini menerapkan 1 harga minyak goreng sebesar Rp 14 Ribu/liter. Warga menyambut gembira penerapan 1 harga ini, namun sayangnya penjualannya masih terbatas di tempat tertentu saja. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

"Jadi satu keluarga itu bisa membeli minyak goreng sampai 10 liter," ujar Veri, Jumat (28/1/2022).

Veri juga menjelaskan sebenarnya secara hitung-hitungan pihak produsen minyak goreng sudah sangat cukup dalam memproduksi dan mengedarkan.

Namun panic buying jadi penyebab stok minyak goreng tetap terasa kurang.

Sehingga pihaknya telah menyuruh pihak produsen minyak goreng untuk terus menggenjot produksinya.

"Pak Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (DJPN) kita, Pak Oke, sudah memanggil mereka (produsen) biar hasil produksinya terus digenjot," jelasnya.

Kemudian, Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia, Maser Parulian Tumanggor menyatakan pihaknya sudah melakukan instruksi yang diminta oleh pemerintah.

Bahkan pihaknya telah memproduksi jumlah minyak goreng untuk program tersebut melebihi permintaan pemerintah.

"Saya enggak bisa ngasih datanya harus dicek satu-satu tapi yang pasi Wilmar memproduksi minyak goreng untuk program tersebut di atas dari jumlah yang diminta."

"Cek saja di lapangan, stok ada," jelas Master.

Senada dengan Veri, Master menduga penyebab kelangkaan dari minyak goreng satu harga di ritel karena panic buying dari konsumen.

"Mereka berfikir program ini sebentar jadi beli barang (minyak) langsung yang banyak untuk stok yang lama."

"Jadi dirasa stoknya yang minim padahal tidak begitu." tuturnya.

Selain itu Master menilai alasan panic buying terjadi karena masyarakat merasa takut apabila kekurangan minyak goreng.

"Logikanya gini, misal nih, kebutuhan awalnya 2 jtua ton, tapi karena sebagian besar yang tadinya cuma beli sekilo jadi 3 kilogram satu keluarga karena takut kekurangan minyak goreng, otomatis kebutuhannya meningkat kan."

"Itu yang buat jadi terasa stoknya minim," pungkas Master.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Muarojambi/Hasbi Sabirin)(Tribun Bali/Ragil Armando)(Kompas.com/Elsa Catriana)

Artikel lain terkait Minyak Goreng

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan