Harga Emas Antam Naik Rp 12.000 dalam Sepekan, Hari Ini Masih Stagnan di Level Rp 1 Juta per Gram
Harga logam mulia atau emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), mengalami peningkatan cukup signifikan dalam sepekan ke belakang.
Penulis:
Bambang Ismoyo
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga logam mulia atau emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), mengalami peningkatan cukup signifikan dalam sepekan ke belakang.
Berdasarkan pantauan Tribunnews, harga emas Antam naik Rp 12.000 dalam kurun 7 hari ke belakang.
Pada Senin kemarin (11/4/2022) harga emas Antam tercatat Rp 993.000 per gram.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Sabtu 16 April 2022: Stagnan di Angka Rp 1.005.000 per Gram
Dan pada hari ini (Minggu, 17/4/2022), harganya telah menembus Rp 1.005.000 per gram.
Untuk harga emas dengan ukuran terkecil 0,5 gram, pada hari ini berada di harga Rp 552.500
Dan untuk harga emas dengan ukuran terbesar yakni 1 kilogram, dibanderol senilai Rp 945,6 juta.
Sementara, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam tercatat Rp 910.000 per gram.
Harga buyback ini berarti Antam akan membeli emas anda dengan harga tersebut di Butik Emas Logam Mulia Antam.
Menurut analis pasar komoditas sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, harga emas dunia terus mengalami peningkatan dalam beberapa waktu belakangan ini.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunnews, harga emas dunia sempat tembus di angka 1.971 dolar Amerika Serikat (AS) per troy ounce.
Ibrahim mengungkapkan, penyebab melonjaknya harga emas disebabkan oleh sejumlah permasalahan global.
Mulai dari konflik Rusia-Ukraina yang diikuti dengan adanya beragam sanksi untuk Rusia, permasalahan Iran dengan Amerika Serikat, hingga terjadinya inflasi Amerika Serikat yang melonjak di angka 8,5 persen.
“Penyebabnya masalah Geopolitik yang kembali memanas di antaranya Rusia kemungkinan akan kembali menginvasi Ukraina dengan target penguasaan 100 persen,” ucap Ibrahim belum lama ini (13/4/2022).
“Kemudian terdapat juga faktor lain seperti Iran yang memberikan sanksi ekonomi terhadap pejabat-pejabat AS akibat kebuntuan masalah reaktor nuklir, dan semenanjung Korea kembali memanas pasca Korea Utara mengatakan ke Joe Biden Presiden sinting, serta inflasi AS yang melonjak di 8,5 persen,” sambungnya.