Kamis, 14 Agustus 2025

Penyakit Mulut dan Kuku

Peternak Sapi Sumedang Pakai Ramuan Jamu Obati Sapi yang Terpapar PMK, 98 Persen Sembuh!

Para peternak sapi di Kabupaten Sumedang menyembuhkan sapi-sapi yang sakit PMK dengan menggunakan ramuan jamu dan terbukti manjur.

Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/JEPRIMA
Pedagang saat merawat sapi yang siap dijual menjelang hari raya Idul Adha 2022 di kawasan D.I Panjaitan, Jakarta Timur, Sabtu (11/6/2022). Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengatakan karena meluasnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat harga sapi kurban di Indonesia mengalami kenaikan hingga Rp7 juta per ekor. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak terutama sapi masih menjadi ancaman serius bagi para peternak sapi di Tanah Air.

Namun sejumlah peternak sapi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berhasil menemukan formula untuk mengobati sapi-sapi yang sakit karena terduga terpapar virus PMK.

Para peternak sapi Sumedang menyembuhkan sapi-sapi yang sakit PMK dengan menggunakan ramuan jamu.

Kabarnya, tingkat kesembuhan sapi-sapi mencapai 98 persen setelah sapi-sapi yang sakit diberi ramuan jamu.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapreasiasi inisiatif para peternak tersebut.

Ketika bertandang ke Cemerlang Jaya Makmur (CJM) Farm Tanjungsari di Sumedang, Sabtu (2/7/2022) sore, Mentan memberikan kesempatan kepada peternak untuk menceritakan tentang metode pengobatan tradisional mereka.

"Ini sudah bagus, silakan petaninya sendiri yang berbicara. Yang jelas intervensi kita untuk menghadirkan obat-obatan, vaksin, sekaligus dokter-dokternya sudah maksimal," kata Mentan.

Baca juga: Peternak Keluhkan Zona Merah PMK, Sulitkan Pendistribuan Hewan untuk Idul Adha

Dio Wicaksono Adi, pemilik CJM Farm mengatakan bahwa sapi-sapinya telah diinjeksi dan selalu mendapat pengawasan para dokter. Namun, di samping itu dia meramu sendiri jamu untuk pengobatan luka.

"Untuk mulut kami gunakan jamu berupa campuran gula merah, bawang putih, dan larutan penyegar," katanya.

Jamu itu bekerja dengan baik. Untuk penyembuhan luka-luka pada kaki, dia menggunakan rebusan air tembakau dicampur citrun. "Sembuh sangat cepat. Ternak kami 98 persen sembuh, terselamatkan," kata dia.

Baca juga: Darurat PMK, Kasus Aktif Mencapai 233.370

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan di tempat yang sama, bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang telah membentuk satgas penanganan PMK.

Sejumlah buruh tani mengangkut tumpukan jerami ke atas sebuah mobil bak terbuka di Desa Parungserab, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (08/01/2021). Jerami yang sudah dipisahkan bulir padinya ini sudah dipesan oleh peternak sapi dari Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Pada saat musim panen seperti saat ini, setiap hari puluhan mobil bak terbuka melakukan pengambilan jerami tersebut. Daerah ini merupakan langganan bagi peternak sapi dari wilayah Kabupaten Bandung Barat. TRIBUN JABAR/ZELPHI
Sejumlah buruh tani mengangkut tumpukan jerami ke atas sebuah mobil bak terbuka di Desa Parungserab, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jumat (08/01/2021). Jerami yang sudah dipisahkan bulir padinya ini sudah dipesan oleh peternak sapi dari Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Pada saat musim panen seperti saat ini, setiap hari puluhan mobil bak terbuka melakukan pengambilan jerami tersebut. Daerah ini merupakan langganan bagi peternak sapi dari wilayah Kabupaten Bandung Barat. TRIBUN JABAR/ZELPHI (TRIBUN JABAR/ZELPHI)

"Kami secara serius menangani persoalan PMK ini. Kami sudah ada Satgas, juga kami telah terjunkan 17 dokter hewan yang sejak awal PMK merebak sudah giat berkeliling ke seluruh penjuru Sumedang," katanya.

Wabah Meluas

Wabah PMK menyebar di sejumlah wilayah di Tanah Air. Peternak sapi di Desa Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, merugi Rp 100 juta akibat 5 ekor sapi program ketahanan pangan warga mati.

Kelima sapi tersebut mati karena diduga tertular penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sekretaris Desa Ciranjang, Irfan Ubaedillah, mengatakan awal mula program ketahanan pangan Desa Ciranjang menganggarkan Rp 320 juta membeli 16 ekor sapi.

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak melalui Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 47 Tahun 2022.

Dikutip dari BNPB, saat penetapan Status Keadaan Tertentu Darurat PMK pada hewan ternak tersebut, angka penularan PMK per Jumat (1/7/2022) pukul 12.00 WIB telah mencapai 233.370 kasus aktif.

Pekerja memerah susu sapi di peternakan Nindia Vita, di kawasan Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020). Di masa pandemi Covid-19, susu segar yang dihasilkan menurun 30 persen dari 300 liter lebih perharinya menjadi 250 liter per hari, meski begitu peternak masih bersyukur karena permintaan susu segar tidak menurun drastis. Tribunnews/Herudin
Pekerja memerah susu sapi di peternakan Nindia Vita, di kawasan Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Rabu (25/11/2020). (Tribunnews/Herudin)

“Jumlah kasus tersebut tersebar di 246 wilayah kabupaten/kota di 22 provinsi, menurut data dari Isikhnas Kementan,” ujar Plt Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, Sabtu, (2/7/2022).

Lima provinsi dengan kasus PMK tertinggi adalah Jawa Timur 133.460 kasus, Nusa Tenggara Barat 48.246 kasus.

Jawa Tengah 33.178 kasus, Aceh 32.330 kasus dan Jawa Barat 32.178 kasus.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan PMK, jumlah total akumulasi kasus meliputi 312.053 ekor hewan ternak yang sakit.

Dari jumlah tersebut 73.119 ekor hewan ternak dinyatakan sembuh.

“Sementara 3.839 ekor hewan ternak dipotong bersyarat dan sebanyak 1.726 ekor hewan ternak mati karena PMK,” katanya.

Sebagai bentuk upaya penanganan darurat wabah PMK, pemerintah terus meningkatkan percepatan pelaksanaan vaksinasi untuk hewan ternak guna meningkatkan kekebalan dan mencegah terjadinya kematian.

“Jumlah hewan ternak yang telah divaksin telah mencapai 169.782 ekor,” ujarnya.

Vaksinasi

Untuk mencegah meluasnya penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi, program vaksinasi akan digencarkan.

Vaksinasi terhadap minimal 70 persen dari jumlah populasi sapi harus segera diselesaikan atau berjumlah 12,6 juta ekor sapi.

“Populasi sapi di Indonesia saat ini sekitar 18 juta ekor. Maka, untuk mengejar herd immunity, paling tidak 70 persen sapi dari populasi harus sudah divaksin,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dikutip dari kemenkopmk.go.id, Jumat (24/6/2022).

Petugas dari Dispangtan (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan) Kota Malang melalukan vaksinasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada Sapi di Keluraharan Mulyorejo, Kota Malang, Rabu (29/6/2022). Sebanyak 100 dosis vaksin diberikan pada Sapi hari ini. Kementrian Pertanian RI memprioritaskan Sapi yang sehat terlebih dahulu untuk diberi Vaksin. TRIBUN JATIM/PURWANTO
Petugas dari Dispangtan (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan) Kota Malang melalukan vaksinasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada Sapi di Keluraharan Mulyorejo, Kota Malang, Rabu (29/6/2022). Sebanyak 100 dosis vaksin diberikan pada Sapi hari ini. Kementrian Pertanian RI memprioritaskan Sapi yang sehat terlebih dahulu untuk diberi Vaksin. TRIBUN JATIM/PURWANTO (TRIBUN JATIM/PURWANTO)

Muhadjir meminta proses vaksinasi dipercepat dengan prioritas di daerah yang sudah terpapar PMK.

Di sisi lain, pemerintah akan terus berusaha menyediakan dosis vaksin. "Kita tidak bisa menunggu terlalu lama untuk mencegah penyebarannya,” kata Muhadjir.

Peternak pasti mengalami kerugian, karena hewan ternak yang terkonfirmasi mengidap PMK harus dimusnahkan.

Untuk meringankan beban tersebut, pemerintah memutuskan memberikan biaya pengganti Rp 10 juta per ekor sapi.

Kabar baik lainnya, Presiden Joko Widodo telah menyetujui pengadaan 29 juta dosis vaksin PMK. Seluruhnya menggunakan anggaran dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Selain itu, Presiden juga meminta jajaran kementerian terkait untuk terus menyiapkan obat-obatan PMK, menambah vaksinator, dan menyusun sistem pencegahan. Orang-orang yang keluar masuk peternakan jangan sampai menjadi pembawa virus.

Penulis: Kiki Andriana/Willy Widianto | Sebagian artikel ini bersumber dari Tribun Jabar

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan