Minggu, 17 Agustus 2025

The 20th Economix International Seminar: Redefining the Pathways of Global Cooperation

20th Economix menggelar seminar internasional pada hari Selasa, 29 November 2022 yang diselenggarakan di Auditorium FEB UI.

Istimewa
The 20th Economix International Seminar menghadirkan deretan pembicara ahli. 

Pertanyaan yang ingin diangkat oleh Daria Taglioni dalam sesi presentasi adalah mengenai pengadopsian sebuah teknologi baru yang sedang marak dibicarakan, yaitu low carbon technology.

Akan tetapi, perhatian akan teknologi ini bukan diakibatkan oleh kebijakan yang dibuat, melainkan karena isu Global Value Chains dan krisis energi yang sedang terjadi akibat masalah global seperti pandemi dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Kedua hal ini yang menyebabkan adanya peningkatan kekhawatiran yang meningkatkan perhatian akan low carbon technology. Perhatian akan teknologi ini juga semakin marak ketika perhatian akan critical minerals semakin meningkat.

Berbicara mengenai critical minerals, telah terjadi konsentrasi di beberapa negara dalam bidang ekspor-impor, dengan peran China yang cukup besar.

Daria Taglioni mengatakan bahwa konsentrasi terhadap suatu critical material merupakan suatu masalah yang besar bagi perdagangan internasional, namun juga sebuah biang besar bagi difusi teknologi.

Daria Taglioni juga menambahkan bahwa Indonesia termasuk dalam negara yang kaya akan critical minerals. Akan tetapi, Indonesia juga perlu tetap waspada sehingga sikap tetap menjaga perdagangan terbuka dan terprediksi merupakan hal yang vital.

Tharman Shanmugaratnam

Pada era belakangan ini, permasalahan ekonomi dalam semua sektor datang bermunculan secara bersamaan di seluruh negara. Permasalahan tersebut saling berkaitan antara satu sama lain sehingga krisis antar sektor dan negara tidak dapat terelakan terjadi.

Sistem ekonomi dunia pada saat ini sedang terganggu, inflasi yang terjadi di seluruh negara tanpa terkecuali mengakibatkan terjadinya resesi, bahkan terdapat ancaman mengenai terjadinya resesi yang besar di tahun mendatang.

Semua negara harus membuat kebijakan moneter dan fiskal yang tepat untuk mengatasi krisis ini, berbagai kebijakan sudah diambil untuk kembali menstabilkan ekonomi karena perekonomian jangka pendek akan sangat mempengaruhi perekonomian jangka panjang.

Sekarang ini, masyarakat dunia hidup berdampingan dengan COVID-19 dan hal ini akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak dapat ditentukan. Secara global, salah satu hal serius yang paling dirasakan adalah dampaknya terhadap edukasi.

Dengan adanya COVID-19, kesempatan anak-anak untuk belajar akan hilang akibat adanya penutupan sekolah, padahal mereka merupakan investasi bagi bangsanya di masa depan.

Dalam sistem geopolitik, sudah menjadi kewajiban bagi setiap negara untuk menjaga hubungan antar satu sama lain sehingga tidak terjadi pembagian kubu-kubu dan aliansi-aliansi yang akan mempersulit hubungan kerja sama di era yang sulit seperti ini.

Ketidakpastian akan masa depan yang terjadi akibat COVID-19 mengharuskan setiap negara untuk mengambil langkah preventif dibandingkan represif karena hal tersebut akan menimbulkan biaya yang luar biasa jika tidak kita cegah.

Perubahan iklim juga harus diantisipasi seperti mulai mengubah penggunaan energi yang tidak terbarukan menjadi terbarukan. Hal ini tidak hanya ditujukan karena kelangkaan saja, tetapi untuk kesejahteraan sosial baik untuk masa sekarang maupun masa depan.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan