Kereta Cepat
Kaleidoskop 2022: Lika-liku Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Beroperasi pada Juni 2023
Kereta cepat Jakarta-Bandung ketika rampung, dapat mengurangi kemacetan dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Target pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tinggal tersisa enam bulan dari yang diumumkan Presiden Jokowi, yaitu Juni 2023.
Menjelang pengoperasiannya, selama 2022 ini KCJB telah melewati berbagai hal. Kurang lebih setahun ke belakang ini banyak sorotan yang datang dari proyek kereta cepat ini.
Seperti pada Januari 2022 ketika Jokowi mengatakan proses KCJB telah mencapai 79,9 persen. Ia berharap kelak ketika rampung, dapat mengurangi kemacetan dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya.
Baca juga: Nasib KA Argo Parahyangan Jika Kereta Cepat Jakarta-Bandung Telah Beroperasi
Pada bulan yang sama, Presiden Direktur KCJB Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan pelaksanaan uji coba KCJB akan diusulkan jadi bagian dari KTT G20, November 2022.
Balik Modal Setelah 40 Tahun
Sembilan bulan sebelum uji coba, Dwiyana menyebut hasil feasibility studi tarif KCJB memperkirakan tarif yang akan dikenakan kepada penumpang berkisar antara Rp 150 ribu dan tertinggi Rp 350 ribu per orang.
"Tarif berkisar Rp 150 hingga Rp 350 ribu, sesuai hasil study demand forecast POLAR UI," ujar Dwiyana saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (7/2/2022).
Nantinya kereta cepat juga akan dibagi menjadi tiga kelas yakni kelas VIP, first class dan second class. Kapasitas satu kereta ada 601 tempat duduk.
Kata Dwi dengan besaran tarif tersebut diperkirakan balik modal baru terealisasi setelah 40 tahun.
Jumlah penumpang yang bakal menggunakan jasa kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan 31.215 orang.
Girder Box Picu Kemacetan
Pada Juni 2022, beredar informasi terkait pemasangan girder box KCJB di Jembatan Antelope, Curug, Bekasi menghambat arus lalu lintas
Dalam video yang ramai diperbincangkan warganet memperlihatkan para pengendara motor harus menundukan kepalanya untuk menghindari benturan dengan atap box girder yang telah terpasang.
Kejadian ini lantas memicu kemacetan sehingga mengganggu arus lalu lintas di Jembatan Antilope.
PT KCIC kemudian angkat bicara dan mengatakan proses pemasangan masih sesuai standar teknis yang ada.
Baca juga: Said Didu Debat Sengit dengan Arya Sinulingga Soal Kereta Cepat: Proyek China yang Sangat Mahal
Sebelum pemasangan girder box, pihak kontraktor sudah melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan Pemerintah Kota Bekasi dan warga sekitar.
Setelah berhari-hari, pengganti jembatan Antilope rampung dibangun pada Agustus 2022.
Dana PMN Telat Cair
Optimisme KCJB beroperasi pada Juni 2023 sempat tertahan akibat telatnya pencairan dana dari penyertaan modal negara (PMN).
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI, Rabu (6/7/2022), Direktur Utama PT Kereta Api (KAI) Didiek Hartantyo mengungkapkan, cash flow PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) hanya akan cukup hingga September 2022. Sehingga berpotensi tertunda lagi.
Terjadi pula pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,176 miliar dolar AS-1,9 miliar dolar AS.
"Jadi memang tadi cost kereta cepat US$ 6 miliar pada awalnya. Estimasi cost overrun (pembengkakan biaya) ada banyak hal," kata Didiek.
Ia mengatakan cost overrun KCJB disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pembebasan lahan, Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan relokasi jalur.
Lima bulan berselang, Komisi VI DPR akhirnya menyetujui tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2022 PT KAI sebesar Rp 3,2 triliun untuk penyelesaian proyek KCJB pada Rabu (23/11/2022).
Dikutip dari Kompas.com, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau biasa disapa Tiko mengatakan, tambahan PMN ini akan membantu penanganan pembengkakan biaya atau cost overrun kereta cepat sebesar 1,449 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 21,4 triliun (kurs Rp 14.800 per dollar AS).
Dikritik Karena Gunakan APBN
Penyelesaian proyek KCJB memerlukan adanya biaya tambahan dari pemerintah.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Sudah Uji Coba, Erick Thohir: Jadi Pemantik Pertumbuhan Ekonomi
Hal tersebut dibuktikan dengan dorongan dari China Development Bank (CDB) agar pemerintah turun tangan untuk menanggung pembengkakan biaya itu.
Biaya KCJB membengkak menjadi 8 miliar dolar AS atau Rp 114,24 triliun di mana sebelumnya direncanakan pembiayaannya sebesar 6,07 miliar dolar AS yang sama dengan Rp 86,5 triliun.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik adanya penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam proyek ini.
Padahal, kata AHY, pemerintah telah berjanji tidak akan menggunakan APBN untuk pembangunan KCJB itu.
"Nilai proyeknya pun membengkak dari skema perhitungan awal. Demokrat menyarankan agar dalam membangun mega proyek, perencanaan harus matang sehingga tidak mudah berubah di tengah jalan yang bisa merugikan keuangan negara dan memberatkan pemerintah sendiri," katanya dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (16/9/2022).
Uji Coba Disaksikan Jokowi dan Xi Jinping
Uji coba yang disebut akan dilakukan pada November 2022 akhirnya terlaksana.
Baca juga: Di Hadapan Xi Jinping, Jokowi: Saya Optimis Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dapat Beroperasi Juni 2023
Setelah KTT G20 ditutup, Jokowi dan Presiden China Xi Jinping menyaksikan uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung secara virtual di Bali, Rabu (16/11/2022).
Adapun uji coba kereta cepat tersebut dilakukan dari Depo Tegalluar, Jawa Barat.
Jokowi berharap kereta cepat Jakarta-Bandung dapat beroperasi pada Juni 2023 mendatang.
Sementara itu, Xi Jinping menyampaikan, proyek KCJB merupakan pencapaian nyata yang tidak hanya memberikan kesejahteraan kepada kedua negara.
Namun, menurut Xi Jinping, juga mendatangkan hasil positif di tingkat regional dan global.
Wacana Pengehentian Argo Parahyangan
Beberapa pekan berselang setelah uji coba yang disaksikan Jokowi dan Xi Jinping, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan kereta api Argo Parahyangan akan dihentikan operasinya agar bisa memberi ruang bagi KCJB.
Hal itu menimbulkan komentar dari warganet yang rata-rata berada pada sisi kontra wacana ini.
Namun, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Jodi Mahardi justru tidak menegaskan penghentian operasional KA Argo Parahyangan yang disampaikan sebelumnya oleh pimpinannya.
"Masih dalam pembahasan (penghentian KA Argo Parahyangan) dengan para pemangku kepentingan," kata Jodi kepada Kompas.com, Kamis (1/12/2022).
Ada Feeder dari Stasiun Padalarang
Sorotan yang banyak didapat oleh KCJB adalah bagaimana kereta tersebut tak memiliki tujuan akhir langsung di pusat kota Bandung.
Menanggapi hal itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghadirkan layanan LRT Jabodebek dan KA Feeder dalam rangka mendukung konektivitas Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Dikutip dari TribunTravel, di Padalarang KAI telah menyediakan layanan KA Feeder yang jadwalnya menyesuaikan dengan jadwal kedatangan KCJB.
Adapun waktu tempuh KA Feeder KCJB untuk menuju Stasiun Bandung adalah 18 menit. Sarana KA Feeder berupa lima rangkaian KRDE di mana setiap rangkaiannya terdiri dari lima kereta.
Dalam satu rangkaian, KA Feeder KCJB berkapasitas 280 pelanggan dan dilengkapi fasilitas rak bagasi dan toilet.
Baca juga: China Banggakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Sebut yang Pertama di Asia Tenggara
Adapun untuk prasarana KA Feeder KCJB, saat ini pembangunan fisik Hall atau ruang tunggu khusus pelanggan KCJB di Stasiun Bandung dan Cimahi telah selesai 100 persen.
Sedangkan di Stasiun Padalarang masih dalam proses pembangunan
Ketika masih di Jakarta, pengguna dapat menggunakan LRT Jabodebek dan disebut cukup menempuh waktu selama 20 menit dari Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas menuju Stasiun LRT Jabodebek Halim.
Setelah menempuh perjalanan LRT Jabodebek selama 20 menit, perjalanan KCJB dari Stasiun KCJB Halim menuju Stasiun KCJB Padalarang akan ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.