Rabu, 10 September 2025

Kaleidoskop 2022

Kejadian Viral KTT G20 di Bali, Xi Jin Ping Tegur PM Kanada, hingga Hoaks Menlu Rusia Sakit

teguran Presiden China Xi Jin Ping kepada Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau yang sempat menjadi tranding topik di media sosial Twitter.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Dok Kemlu RI
Di sela-sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali tahun 2022, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang berlangsung di Hotel Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, pada Selasa, 15 November 2022. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia telah berhasil menyelenggarakan Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group 20 (G20) yang berlangsung pada 15 November hingga 16 November 2022 di Bali.

Sebagai informasi, Indonesia untuk pertama kalinya memegang Presidensi Group 20 (G20) atau forum kerja sama 20 ekonomi utama dunia. Presidensi G20 telah dimulai usai berakhirnya Presidensi G20 di Italia pada 2021 lalu.

Presidensi G20 sejatinya menjadi momen penting bagi pemerintah Indonesia, pasalnya perhelatan forum kerja sama multilateral itu sekaligus ajang memperkenalkan pesona keindahan tanah air.

Baca juga: G20 Bangun Konsensus Kebijakan Kripto untuk Mencapai Regulasi Global yang Lebih Baik

Di sisi lain, Presidensi G20 Indonesia menjadwalkan lebih dari 180 rangkaian kegiatan utama, termasuk pertemuan Engagement Groups, Pertemuan Working Groups, Pertemuan Tingkat Deputies atau Sherpa, Pertemuan Tingkat Menteri, hingga acara puncak kegiatan G20, yakni Pertemuan Tingkat Kepala Negara (KTT).

Kemudian, rangkaian Presidensi G20 sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), memiliki dua pilar pembahasan yaitu keuangan atau Finance Track dan Sherpa Track yang membahas isu ekonomi dan pembangunan non-keuangan.

Tak hanya itu, adapula Engagement Groups, yaitu 10 kelompok komunitas berbagai kalangan profesional, yang mengangkat berbagai topik pembahasan.

Pada 7 hingga 8 Desember 2021 lalu, menjadi pertemuan perdana sejak Indonesia memimpin Presidensi G20. Pertemuan itu melalui 1st Sherpa Meeting.

Sementara, KTT G20 di Bali menjadi puncak kegiatan Presidensi G20 Indonesia yang berlangsung tanggal 15-16 November 2022.

Daftar tamu negara yang hadir di KTT G20

Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung November lalu, dihadiri oleh 16 kepala negara anggota dan delegasi Uni Eropa.

Presiden Joko Widodo menyatakan, 17 kepala negara atau pemerintahan anggota G20 telah mengonfirmasi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 pekan depan.

Presiden AS Joe Biden (kedua dari kiri), Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (kedua dari kanan), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kiri) dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel (kanan) berkumpul untuk mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan rudal di Wilayah Polandia di dekat perbatasan dengan Ukraina, di sela-sela KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, di pulau resor Bali, Indonesia pada 16 November 2022.
 (Photo by SAUL LOEB / AFP)
Presiden AS Joe Biden (kedua dari kiri), Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (kedua dari kanan), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kiri) dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel (kanan) berkumpul untuk mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan rudal di Wilayah Polandia di dekat perbatasan dengan Ukraina, di sela-sela KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, di pulau resor Bali, Indonesia pada 16 November 2022. (Photo by SAUL LOEB / AFP) (AFP/SAUL LOEB)

"Sampai hari ini 17 kepala negara, kepala pemerintahan yang hadir," kata Jokowi di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Denpasar, Selasa (8/11/2022), dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi menyebutkan, dua dari 17 kepala negara atau pemerintahan yang dipastikan hadir adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Berikut daftar hadir kepala negara pada KTT G20:

1. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
2. Presiden Amerika Serikat Joe Biden
3. Presiden China Xi Jinping
4. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol
5. PM Kanada Justin Trudeau
6. PM Inggris Rishi Sunak
7. PM Italia Giorgia Meloni
8. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud
9. Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan
10. Presiden Argentina Alberto Fernandez
11. PM Australia Anthony Albanese
12. PM India Narendra Damodardas Modi
13. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa
14. PM Jepang Fumio Kishida
15. Kanselir Jerman Olaf Scholz
16. Presiden Perancis Emmanuel Macron
17. Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen

Cerita menarik hingga viral selama G20

1. Teguran Presiden China Xi Jin Ping Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau

Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 turut menuai beragam momen menarik yang tak terlupakan. Misalnya, teguran Presiden China Xi Jin Ping kepada Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau yang sempat menjadi tranding topik di media sosial Twitter.

Pasalnya, aksi tersebut terekam media dalam KTT G20 Bali. Diketahui, dalam rekaman video tersebut Xi terlihat tengah melontarkan kata “tidak pantas” sambil memperlihatkan raut kemarahan saat berbincang dengan perdana menteri Kanada di sela KTT G20.

"Semua yang kita bicarakan sudah bocor ke surat kabar, itu tidak pantas, Itu bukan cara untuk melakukan pembicaraan, jika ada ketulusan dari pihak Anda," kata Xi kepada Trudeau melalui penerjemah sebagaimana dilansir The Guardian.

Kemarahan Jinping terjadi setelah Presiden Trudeau membocorkan isu miring terkait adanya tuduhan yang menyebut bahwa Beijing secara sembunyi-sembunyi telah mendanai 11 kandidat dalam pemilihan federal Kanada di 2019 silam, termasuk membiayai kandidat klandestin.

Sementara itu, masih dilansir Reuters, Trudeau mengatakan pemerintah Kanada tidak pernah merilis hasil pertemuannya dengan Xi.

Kendati begitu, dirinya tidak membantah melakukan pertemuan dengan orang nomor satu di negara Tirai Bambu tersebut.

"Kanada mempercayai masyarakatnya dengan informasi tentang percakapan yang kamilakukan atas nama mereka sebagai pemerintah," tutur Trudeau, Rabu (16/11/2022).

2. Hoaks Menlu Rusia dibawa ke Rumah Sakit

Di lain hal, momen menarik juga tergambar dari informasi yang menarasikan bahwa Sergei Lavrov selaku Menlu Rusia sakit dan dilarikan ke RS di Denpasar, Bali, pada Senin (14/11/2022) menjelang KTT G20 Indonesia.

Namun, pada hari itu juga juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia membantah bahwa Menlu Rusia dilarikan ke rumah sakit, dan pejabat Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutnya dalam keadaan sehat.

Rusia menuding, laporan Lavrov dirawat di rumah sakit adalah kepalsuan tingkat tinggi.

Juru bicara Kemlu dari Moskwa lalu mengunggah video menteri berusia 72 tahun itu dengan kaus dan celana pendek.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong pada Senin (14/11/2022) sore menyampaikan, Lavrov sudah berada di hotelnya.

"Saya bisa sampaikan beliau sudah di hotelnya sekrang," kata Usman saat dihubungi via perpesanan WhatsApp.

3. Kecantikan istri presiden Korea curi perhatian selama KTT G20

Sosok istri Presiden Korea Selatan, Kim Keon Hee ramai dibicarakan warganet di media sosial. Mereka menyanjung penampilannya saat KTT G20 di Bali.

Salah satu unggahan yang membahas mengenai sosok Kim Keon Hee adalah akun TikTok @bellaaaa063.

"Vibesnya emang kayak istri2 pimpinan didrakor," tulis akun tersebut.

Video lain menunjukkan sosok Kim Keon Hee yang tengah berbincang-bincang dengan Istri Presiden Jokowi, Iriana yang diunggah akun TikTok @negeriku_62.

Video tersebut juga mendapat banyak komentar dari warganet.

"Saya tidak menemukan keburikan di rombongan Korea itu," tulis akun dengan nama Eteketekjualamang.

"Di mana letak 50 thnnya itu," tulis akun dengan nama Nunajhoe.

"Cuma dikuncir sederhana.. kok cantiik bgt y,," kata akun Mba Woro.

Serangan rudal dari Rusia ke Polandia gegerkan KTT G20

Momen yang menghebohkan lainnya, terjadi disela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, ialah informasi mengenai rudal buatan Rusia yang dikabarkan menghantam wilayah timur Polandia dekat dengan perbatasan Ukraina, yaitu Przewodow pada Selasa 15 November 2022.

Rudal-rudal tersebut pun disebut menewaskan dua orang warga sipil Polandia. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Polandia dalam sebuah rilisan.

"Rusia membuat misil jatuh, membunuh dua orang warga Polandia," kata rilis tersebut dikutip Tribun-Bali.com dari dw.com pada Rabu 16 November 2022.

Menanggapi hal itu, Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengadakan pembicaraan penting pada Rabu 16 November 2022 bersama para anggota lainnya.

Diketahui, sebagian pemimpin negara-negara anggota NATO tengah berada di Indonesia untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

"Sekretaris Jenderal akan mengadakan emergency meeting (rapat darurat) dengan para anggota NATO besok (Rabu 16 November 2022, untuk mendiskusikan hal ini," ujar Juru Bicara NATO, Oana Lungescu.

Kemudian, para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara ( NATO) dan The Group of Seven (G7) menggelar rapat darurat di Nusa Dua, Bali, di sela agenda Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 pada Rabu 16 November 2022.

Sebelumnya pihak NATO sudah menegaskan bahwa akan membalas sejengkal apapun wilayah negara-negara anggotanya jika ada serangan dari Rusia menyusul perang Rusia-Ukraina.

Rapat darurat tersebut membuat penanaman bibit mangrove di Tahura Mangrove sebagai agenda sampingan KTT G20 Bali, jadi mundur dari jam yang dijadwalkan.

Hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)G20

Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menghasilkan sejumlah kesepakatan. Satu diantaranya adalah deklarasi pimpinan G20.

Presiden Joko Widodo menyampaikan, hanya satu paragraf dalam deklarasi yang sempat diperdebatkan yaitu sikap terhadap perang di Ukraina.

"Sampai tengah malam, kita berbicara mengenai ini dan akhirnya Deklarasi Bali dicapai melalui konsensus. Kami menyepakati bahwa perang berdampak negatif pada ekonomi global, kira-kira itu," kata Jokowi, dikutip dari Setkab, Jumat (9/12/2022)

"Kemudian, pemulihan ekonomi global juga tidak akan tercapai tanpa perdamaian. Oleh sebab itu, di pembukaan saya sampaikan, saya menyerukan agar perang dihentikan," sambungnya .

Menurut Presiden, G20 Bali juga telah menghasilkan beberapa hasil konkret, antara lain terbentuknya pandemic fund yang sampai hari ini terkumpul 1,5 miliar dolar AS.

Kemudian pembentukan dan operasionalisasi resilient and sustainability trust di bawah Dana Moneter International (IMF) sejumlah 81,6 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis.

"Kemudian juga energy transition mechanism, khususnya untuk Indonesia, memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Programme sebesar 20 miliar dolar AS," kata Jokowi.

Di samping itu, dihasilkan juga komitmen bersama yakni setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030.

"Ini sangat bagus, dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela. Saya kira hasil yang konkret itu, meskipun banyak sekali sebetulnya hasil-hasil yang lainnya," tambah mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Untuk diketahui, deklarasi tersebut terdiri dari 52 poin paragraf. Berikut 5 paragraf awal yang disampaikan dari deklarasi pemimpin G20 Bali:

1. Empat belas tahun lalu, para Pemimpin G20 bertemu untuk pertama kalinya, menghadapi krisis keuangan terparah di generasi kita. Kami menyadari, sebagai ekonomi global yang besar, bahwa secara kolektif kami memikul tanggung jawab dan bahwa kerja sama kami diperlukan untuk pemulihan ekonomi global, untuk mengatasi tantangan global, dan meletakkan dasar untuk pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Kami menetapkan G20 sebagai forum utama untuk kerja sama ekonomi global, dan hari ini kami menegaskan kembali komitmen kami untuk bekerja sama karena kami, sekali lagi, mengatasi tantangan ekonomi global yang serius.

2. Kami bertemu di Bali pada 15-16 November 2022, di saat krisis multidimensi yang tak tertandingi. Kita telah mengalami kehancuran yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, dan tantangan lainnya termasuk perubahan iklim, yang menyebabkan kemerosotan ekonomi, peningkatan kemiskinan, memperlambat pemulihan global, dan menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

3. Tahun ini, kita juga menyaksikan perang di Ukraina berdampak lebih buruk terhadap ekonomi global. Ada diskusi tentang masalah ini. Kami menegaskan kembali posisi nasional kami sebagaimana dinyatakan dalam forum lain, termasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB, yang, dalam Resolusi No. ES-11/1 tanggal 2 Maret 2022, yang diadopsi dengan suara mayoritas (141 suara setuju, 5 menentang, 35 abstain, 12 absen) menyesalkan dengan sangat keras agresi oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina dan menuntut penarikan penuh dan tanpa syarat dari wilayah Ukraina.

Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global: menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, dan meningkatkan risiko stabilitas keuangan.

Ada pandangan lain dan penilaian berbeda tentang situasi dan sanksi. Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap ekonomi global.

4. Penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang menjaga perdamaian dan stabilitas. Ini termasuk membela semua tujuan dan prinsip yang diabadikan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mematuhi hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan warga sipil dan infrastruktur dalam konflik bersenjata.

Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Zaman sekarang tidak boleh perang.

5. Pada saat kritis ekonomi global saat ini, G20 harus mengambil tindakan yang nyata, tepat, cepat dan perlu, menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia, untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional dan kolaborasi nyata.

Dengan demikian, kami tetap berkomitmen untuk mendukung negara-negara berkembang, khususnya negara-negara kurang berkembang dan pulau kecil berkembang, dalam menanggapi tantangan global ini dan mencapai SDGs.

Sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia: Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat, kami akan mengambil tindakan terkoordinasi untuk memajukan agenda pemulihan global yang kuat, inklusif, dan tangguh serta pembangunan berkelanjutan yang menghasilkan lapangan kerja dan pertumbuhan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan