Jumat, 22 Agustus 2025

Impor Sudah, Operasi Pasar Sudah, Tapi Kok Harga Beras Nggak Turun-turun Ya

Pemerintah telah melakukan impor beras dan disambung dengan operasi pasar untuk mengendalikan harga beras.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tumpukan beras Bulog di gudang PT Food Statiton Tjipinang Jakarta Timur untuk kemudian disalurkan ke masyarakat sebagai program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, Jumat (3/2/2023). Bulog menyalurkan ratusan ribu ton beras untuk stabilisasi harga beras yang saat ini mulai naik sebelum memasuki panen raya pada bulan Maret mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Sementara Direktur Perum Bulog Budi Waseso menuding ada oknum yang menjual beras Bulog kepada pedagang dengan harga mahal.

Pria yang kerap disapa Buwas ini mengatakan, oknum tersebut disinyalir adalah pedagang beras atau pegawai Bulog, yang dengan sengaja menghalangi pedagang mengambil langsung dari Bulog.

Menurut dia, pihaknya menjual beras seharga Rp 8.300 per kg, sehingga harga yang harus dijual pedagang adalah Rp 9.400 per kg.

Namun sebut dia, selama ini para pedagang terhalangi mendapatkan beras langsung dari Bulog, sehingga harga yang diperoleh pedagang di atas Rp 8.300 per kg.

Baca juga: Ikuti Perintah Jokowi, Bulog Masifkan Program Operasi Pasar untuk Menekan Harga Beras

Buwas beranggapan bahwa kenaikan harga beras karena oknum yang ingin mengambil untung dari beras impor.

Sementara dari sisi pedagang, menilai kenaikan harga beras karena Bulog belum menyalurkan cadangan impornya.

"Sebenarnya saya sudah menerima laporan intelijen terkait hal ini, Inilah pentingnya menelusuri doenline beras impor untuk memastikan konsumen dikenakan HET untuk beras medium. Komitmen pedagang dalam hal ini menjadi penting," kata Buwas di Cipinang akhir pekan lalu.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengatakan harga beras masih stabil di posisi tinggi.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menyebut kenaikan harga ini bermula dari kesalahan Bulog yang tidak melakukan penyerapan di awal 2022.

Pekerja mengangkat beras Bulog ke gudang PT Food Statiton Tjipinang Jakarta Timur untuk kemudian disalurkan ke masyarakat sebagai program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, Jumat (3/2/2023). Bulog menyalurkan ratusan ribu ton beras untuk stabilisasi harga beras yang saat ini mulai naik sebelum memasuki panen raya pada bulan Maret mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pekerja mengangkat beras Bulog ke gudang PT Food Statiton Tjipinang Jakarta Timur untuk kemudian disalurkan ke masyarakat sebagai program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, Jumat (3/2/2023). Bulog menyalurkan ratusan ribu ton beras untuk stabilisasi harga beras yang saat ini mulai naik sebelum memasuki panen raya pada bulan Maret mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Ini sekarang menjadi masalah sehingga akan mempengaruhi harga di pasar walaupun sudah ada impor. Proses berkurangnya beras di pasaran juga jadi persoalan tersendiri," katanya dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Jumat (3/2/2023).

Reynaldi mengatakan harga beras sudah dua bulan lebih mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Tajamnya itu di dua bulan terakhir sehingga pemerintah memutuskan melakukan impor," ujarnya.

Ia menyebut harga beras akan tetap di atas HET hingga panen raya terjadi. Dampak dari kenaikan ini dapat membuat pedagang kesulitan.

"Apalagi ada tambahan beras impor. Itu juga menjadi kendala," katanya.

Reynaldi pun meminta BULOG sebagai BUMN yang ditugasi mengurusi persoalan beras harus secara sungguh-sungguh menyelesaikan permasalan ini agar segera teratasi.

Baca juga: BPS Sebut Mahalnya Harga Beras Bikin Inflasi Januari 2023 Mencapai 5,28 Persen

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan