Didorong Gen Z dan Milenial, Nilai Pasar Produk Kecantikan Diprediksi Rp 2,6 Triliun di 2032
drama, K-Pop, dan influencer digital menjadikan gaya hidup Korea sebagai tolok ukur baru dalam hal kecantikan, kesehatan, dan konsumsi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gelombang produk asal Korea terus mengalir deras ke Indonesia.
Tak hanya budaya populer seperti drama dan K-Pop, kini produk kecantikan, makanan, hingga gaya hidup Korea semakin memperkuat cengkeramannya di pasar Tanah Air.
Khusus pasar kecantikan ala Korea (K-Beauty) di Indonesia mencatat pertumbuhan pesat.
Nilainya diperkirakan melonjak dari sekitar 86,3 juta dolar AS pada 2023 menjadi 162,95 juta dolar AS atau pada 2032, dengan laju pertumbuhan tahunan (CAGR) sekitar 7,3 persen.
Baca juga: 10 Standar Kecantikan Unik di Berbagai Negara: Alis Nyambung, Gigi Hitam, Kulit Putih
Pendorong utamanya datang dari generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, yang sangat terpengaruh oleh budaya populer Korea.
CEO & Founder Ralali Group Joseph Aditya mengatakan, drama, K-Pop, dan influencer digital menjadikan gaya hidup Korea sebagai tolok ukur baru dalam hal kecantikan, kesehatan, dan konsumsi.
“Fenomena ini tak hanya menciptakan permintaan tinggi untuk skincare dan kosmetik, tetapi juga mendorong peningkatan minat terhadap produk makanan dan minuman asal Korea,” ujar Joseph dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, potensi besar tersebut menjadi alasan Ralali Group menjalin kerja sama strategis dengan KOSME (Korea SMEs & Startup Agency), lembaga di bawah Kementerian UKM & Startup Korea.
“Kolaborasi ini menjadi langkah konkret untuk mempercepat ekspansi brand-brand unggulan Korea ke pasar Indonesia melalui Ralali Pavilion, platform khusus yang menjadi jembatan antara pelaku bisnis internasional dan pasar domestik,” ujarnya.
Baca juga: Hadirkan BFF Festival 2025, BRI Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion Tanah Air
Kerja sama ini mencakup beragam sektor konsumen, mulai dari produk perawatan kulit (skincare), kesehatan (wellness), hingga makanan (food).
“Melalui kerja sama ini, pelaku usaha Korea akan mendapatkan dukungan menyeluruh, mulai dari pemahaman karakter pasar lokal, pengembangan strategi distribusi yang efisien, hingga akses langsung ke jaringan pembeli B2B di seluruh Indonesia,” kata Joseph.
Ia menambahkan, sinergi ini tidak hanya memperkaya pilihan produk bagi konsumen dan reseller di Indonesia, tetapi juga membuka peluang kolaborasi bisnis dua arah yang saling menguntungkan antara UKM Korea dan pelaku usaha lokal.
Ralali Pavilion sendiri merupakan platform B2B yang memanfaatkan teknologi digital, komunitas reseller (Ralali Big Agent), serta infrastruktur logistik dan fulfillment Rbiz milik Ralali Group.
Pendekatan ini memastikan rantai pasok yang lebih efisien sehingga produk-produk Korea dapat dijual dengan harga kompetitif dan menjangkau berbagai wilayah Indonesia dengan cepat.
“Bagi pelaku bisnis Korea, inisiatif ini menjadi solusi praktis untuk memasuki pasar Indonesia tanpa harus membangun infrastruktur dari nol. Sementara bagi pelaku usaha lokal, kemitraan ini membuka peluang sebagai distributor, reseller, atau mitra ekspansi merek asing,” tutup Joseph.
Penumpang Kereta Didominasi Anak Muda, KAI Bangun E-Sport Center di Stasiun Gambir Jakarta |
![]() |
---|
Curhat Artika Sari Devi Hadapi Tantangan Besar Jadi Ibu Gen Z dan Gen Alpha |
![]() |
---|
Dari Layar Gawai ke Peradaban: Transformasi Wakaf di Tangan Gen Z |
![]() |
---|
Tanggung Firsta Yufi Amarta Sejak Menyandang Puteri Indonesia 2025 |
![]() |
---|
Tren Bleisure Kian Menguat, Koneksi Internet Jadi Kebutuhan Utama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.