Pengamat Ingatkan Pencurian dan Perusakan Pipa Pertamina Sangat Berbahaya
Pertamina sudah melakukan berbagai upaya pengamanan, termasuk upaya preventif seperti pemagaran dan berbagai tulisan peringatan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencurian dan perusakan pipa distribusi BBM milik Pertamina, seperti terjadi di Belawan sangat berbahaya.
Tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga masyarakat sekitar.
Masyarakat harus menyadari bahaya tersebut, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
Baca juga: Dukung Pembangunan Akses Pulau Rupat–Dumai, Pertamina Patra Niaga dan Pemprov Riau Tandatangani MoU
Demikian disampaikan pengamat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Juwari menegaskan.
“Masyarakat harus sadar, tingkat bahayanya sangat tinggi. Tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga masyarakat sekitar,” kata Juwari, Rabu (1/11/2023).
Menurutnya, pemahaman kepada masyarakat memang sangat penting.
Apalagi Pertamina sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya pengamanan, termasuk upaya preventif seperti pemagaran dan berbagai tulisan peringatan. “Persoalannya memang pada masyarakat,” lanjutnya.
Dalam konteks itu pula, Juwari mendorong pihak terkait untuk terus memberi pemahaman dan penyuluhan kepada masyarakat.
Terutama, mereka yang berada di wilayah jalur pipa Pertamina.
“Jadi prinsipnya, poin utama adalah timbulnya kesadaran masyarakat terkait bahaya tersebut. Mengenai pihak yang menyampaikan, apakah Pertamina, Pemda atau instansi terkait, harus ada pembagian tugas yang tepat dan kesepakatan. Supaya tidak tumpang tindih,” kata dia.
Dalam penyuluhan, kata Juwari, harus disampaikan keberadaan pipa yang memiliki risiko bahaya tersebut.
Masyarakat juga diminta melaporkan jika melihat kondisi tertentu, misal gas keluar, bau menyengat, dan sebagainya. Mengapa harus melapor? Agar masyarakat paham bahwa ada dampak dan bahayanya.
“Dengan demikian, mestinya kalau masyarakat tahu mengenai bahaya tersebut, mereka tidak akan melakukan sesuatu membahayakan diri sendiri,” imbuhnya.
Masyarakat yang akhirnya memiliki kesadaran tersebut, menurut Juwari bisa dikategorikan sebagai layer tertinggi.
“Pada layer tertinggi ini, mereka paham dan akan memberitahu ke Pertamina jika ada yang mencurigakan. Itu level tertinggi, jadi saling menjaga aset dan keselamatan,” ujar Juwari.
Sedangkan, lapisan kedua adalah mereka yang paham akan bahaya tersebut, tetapi tidak segera melapor kalau menemukan hal yang membahayakan.
Pernyataan Menkeu Purbaya ke Pertamina Dinilai Jadi Refleksi Moral bagi Pejabat Negara |
![]() |
---|
Kolaborasi ITS dan Pertamina Lubricants Lahirkan Dua Mobil Hemat Energi |
![]() |
---|
UMKM Binaan Pertamina Catat Omzet Rp 4,7 Miliar di Inacraft 2025, Naik 62 Persen |
![]() |
---|
PGN Catat Penurunan Emisi 24.861 Ton CO₂e, Lampaui Target Perusahaan |
![]() |
---|
Pertamina Patra Niaga Imbau Masyarakat Waspadai Hoaks soal BBM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.