Selasa, 14 Oktober 2025

Pemerintah Percepat Target Swasembada Pangan dari 4 Tahun Jadi 3 Tahun

Capaian surplus beras menjadi modal penting untuk mewujudkan swasembada pangan yang lebih luas di masa mendatang.

Lita/Tribunnews
SWASEMBADA PANGAN - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025). Capaian surplus beras menjadi modal penting untuk mewujudkan swasembada pangan yang lebih luas di masa mendatang. 

Ringkasan

  • Target swasembada pangan terealisasi lebih cepat
  • Prabowo meminta jajarannya memperkuat ketahanan pangan
  • Surplus beras menjadi modal penting untuk mewujudkan swasembada pangan


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia telah menargetkan swasembada pangan dapat tercapai dalam kurun waktu empat tahun ke depan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut, target yang awalnya dipatok empat tahun kini dipercepat menjadi tiga tahun. 

"Mudah-mudahan 2-3 bulan ke depan, mimpi kita swasembada pangan jadi kenyataan. Dari target awal itu 4 tahun kemudian 3 tahun, mudah-mudahan tahun ini menjadi kenyataan," kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025). 

Baca juga: Kinerja Kementan Bikin Publik Optimis, Swasembada Pangan Nasional di Depan Mata

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menambahkan, percepatan ini sejalan dengan arahan Presiden untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. 

Zulkifli menerangkan, arahan Presiden untuk mempercepat target swasembada pangan bukan hal yang mudah. Mengingat tantangan yang dihadapi cukup besar. 

"Tahun depan ada makanan bergizi gratis 82 juta yang harus makan telur, ayam, beras. Oleh karena itu, harus segera cepat juga kita respon untuk membuka lahan-lahan baru pangan dalam artian luas, tentu tantangannya juga tidak mudah," ucap Zulkifli. 

Menurutnya, capaian surplus beras menjadi modal penting untuk mewujudkan swasembada pangan yang lebih luas di masa mendatang.

Ia optimistis komoditas lain juga dapat dikejar jika seluruh pihak memiliki komitmen yang sama. Meski begitu, ia mengakui bahwa perubahan sistem dari pola lama ke pola baru, termasuk perubahan mindset, bukan hal yang mudah. 

Oleh karena itu, Zulkifli menyebut pentingnya kerja sama, soliditas, serta kesamaan visi dan misi di antara seluruh jajaran pemerintah.

"Oleh karena itu segera kerjasama, soliditas, satu visi, satu misi karena yang berdaulat itu Presiden, kita itu pembantu Presiden. Jadi harus satu arah, satu garis perjuangan untuk mencapai apa yang sudah ditargetkan," ungkap Zulkifli.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved