IHSG Tembus Rekor Sepanjang Masa, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
IHSG mencapai rekor penutupan tertingginya yaitu 7.421,21 setelah mengalami kenaikan 0,53% atau 39,3 poin
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin perkasa dan akhirnya cetak rekor sepanjang masa.
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (13/3/2024), IHSG mencapai rekor penutupan tertingginya yaitu 7.421,21 setelah mengalami kenaikan 0,53 persen atau 39,3 poin.
Bahkan pada sepanjang hari kemarin, IHSG sempat mencetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) sebesar 7.441,62 pada Rabu siang.
Baca juga: Rupiah dan IHSG Kompak Dibuka Melemah Pagi Ini
Analis Relience Sekuritas Ayu Dian menyebut, pasar menantikan rilis Producer Price Index (PPI) AS yang diperkirakan oleh konsensus akan naik menjadi 1,1% year on year (YoY).
Menurutnya, data tersebut akan dicermati pasar di tengah inflasi AS pada Februari 2024 yang naik menjadi 3.2% YoY atau masih berada di atas ekspektasi The Fed.
“Kami memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentan 7.380-7.450,” kata Ayu kepada Kontan.co.id, Rabu (13/3).
Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji memproyeksikan IHSG akan bergerak pada level support 7.394 dan 7.364 serta resistance 7.442 dan 7.497.
Indeks keyakinan konsumsi Indonesia dan outlook perekonomian Indonesia yang masih menunjukkan optimisme. Dari global, bak sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dianggap masih dovish.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, IHSG masih berpeluang bergerak menguat dengan support 7.370 dan resistance 7.450.
Menurut dia, pergerakan IHSG akan dipengaruhi kembali oleh harga komoditas dan investor yang masih mencermati data ekonomi AS setelah kemarin data inflasi meningkat.
Baca juga: Usai Pencoblosan Pilpres 2024, Hari Ini IHSG Dibuka Meroket 1,47 Persen
Herditya menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham ANTM dengan target harga Rp 1.665 per saham–Rp 1.710 per saham, ESSA pada level Rp 620 per saham–Rp 670 per saham, dan BRPT di kisaran harga Rp 1.090 per saham–Rp 1.180 per saham.
Sedangkan Ayu menjagokan, PANI dengan target harga Rp 5.750 per saham, MIKA di level Rp 2.740 per saham, GJTL di kisaran Rp 1.220 per saham.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menjelaskan penguatan IHSG beberapa hari ini, tidak terlepas dari menguatkan mayoritas bursa saham di kawasan Asia dan Global.
Selain itu, data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Februari 2024 juta berada di level 123,1 masih menjadi pertanda bahwa masyarakat Indonesia masih cukup optimistis.
"Pengumuman pembagian dividen dari bank negara dan rencana pembagian dividen dari PTBA juga akan menambah antusias para pelaku pasar belakangan ini," kata Mifta kepada Kontan.co.id, Rabu (13/3).
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mencermati penguatan IHSG didorong oleh euforia pembagian dividen yang telah dimulai.
Terpantau saham-saham dengan kapitalisasi besar atau big caps menjadi mendorong pergerakan IHSG. Dorongan terbesar penguatan IHSG berasal dari entitas Grup Barito, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), TPIA menguat 11,7% ke level Rp 6.225 per saham. Dengan kapitalisasi pasar Rp 539 triliun, TPIA berhasil menyumbang 20,69 poin terhadap pergerakan IHSG.
Disusul, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berkontribusi 13,67 poin. Kemudian ada PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang masing-masing menyumbang 8,50 poin dan 5,82 poin terhadap IHSG.
Nico bilang kalau dicermati, sebenarnya telah jadi rotasi sektor. Setiap bulannya bahkan setiap minggu. Namun akhir-akhir ini, saham perbankan menjadi incaran karena pembagian dividen.
Hal itu tentu mendorong kenaikan kapitalisasi pasarnya. Ambil contoh, BBRI bahkan sudah berhasil mengambil posisinya sebagai saham dengan kapitalisasi terbesar kedua di BEI.
BBRI berhasil menggeser kapitalisasi saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Per Rabu (13/3), market cap BREN mencapai Rp 823 triliun, yang berada di bawah BBRI sebesar Rp 960 triliun.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Reza Priyambada menilai, euforia saham-saham grup Prajogo Pangestu mulai berkurang. Bukan berarti kinerjanya tidak menarik.
Umumnya, pelaku pasar transaksi saham tentu diikuti dengan sentimen dan prospek yang ada. Misalnya, di saat harga saham grup Prajogo menguat malah ada teguran dari BEI.
"Pelaku pasar bisa jadi berpikir daripada nanti saham-saham tersebut di suspensi dan tidak bisa di perdagangan mending cari saham lain," katanya.
Di tengah euforia ini, masih ada beberapa saham big caps yang bisa dicermati oleh investor. Reza menjagokan BBCA dengan target harga Rp 11.150 per saham, BBRI dengan target Rp 7.250 per saham, BREN di Rp 7.250 per saham, AMMN di Rp 8.900 per saham, dan TLKM di Rp 4.500 per saham.
Kemudian saham big caps jagoan Nico jauh pada BBCA, BBRI, BMRI, BBNI dan TLKM. Sementara itu saham pilihan Kiwoom Sekuritas pada ASII dengan rekomendasi beli dan target harga di Rp 5.600 per saham.
(Kontan/Muhammad Musa/Yuliana Hema/Wahyu Tri Rahmawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.