Kinerja Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Progresif Bantu APBN 2024 Tumbuh Positif
Bea Cukai mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024 dengan ertumbuhan penerimaan sebesar 4,9% (yoy).
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 konsisten jaga stabilitas ekonomi nasional di tengah berbagai tantangan.
Kontribusi nyata ditunjukkan Bea Cukai, melalui surplus penerimaan di berbagai sektor, baik impor, ekspor, maupun cukai.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, menjelaskan bahwa Bea Cukai mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024 dengan ertumbuhan penerimaan sebesar 4,9 persen (yoy).
"Apresiasi juga patut diberikan kepada seluruh pihak terkait termasuk masyarakat dan pengguna jasa yang secara masif telah berkontribusi," kata Budi melalui keterangan tertulis, Rabu (15/1/2025).
Total penerimaan Bea Cukai mencapai Rp300,2 triliun yang terdiri dari Bea Masuk Rp53,0 triliun (92,3?ri target), tumbuh 4,1% (yoy) didorong peningkatan nilai impor dan penguatan kurs USD.
Lalu Bea Keluar Rp20,9 triliun (119,2?ri target), tumbuh 53,6% (yoy) akibat kebijakan relaksasi ekspor mineral mentah dan kenaikan harga CPO.
Serta Cukai Rp226,4 triliun (92?ri target), tumbuh 2% (yoy) berkat kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA).
Selain penerimaan, Bea Cukai juga mencatatkan peningkatan kinerja di sektor pengawasan dan fasilitasi.
Di sektor pengawasan, Bea Cukai telah melakukan 45.725 penindakan (naik 10%) berkat penindakan terhadap pelanggaran impor, ekspor, MMEA, fasilitas, dan NPP.
Sementara kinerja fasilitasi juga tercatat positif dengan nilai insentif kepabeanan yang diberikan mencapai Rp36,8 triliun atau tumbuh 19,6% (yoy).
Sejalan, kinerja ekspor kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) juga capai hasil positif.
Nilai ekspor KB KITE tercatat mencapai USD94,4 miliar, tumbuh 3,8% (yoy), sementara nilai impor ke KB KITE mencapai USD31,9 miliar atau meningkat 24,3% (yoy) seiring dengan peningkatan aktivitas sektor nikel.
Budi menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen dalam mendukung kinerja APBN salah satunya melalui optimalisasi fasilitas.
Langkah ini dinilai tidak hanya meningkatkan penerimaan negara, tetapi juga memperkuat daya saing industri nasional.
Pada 2024 penyerapan tenaga kerja di kawasan industri meningkat 8,6% (yoy). Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi keberhasilan insentif kepabeanan dalam mendukung industri.
Integritas Jadi Pondasi, Ditjen Imigrasi Janji Layanan Publik Bebas KKN |
![]() |
---|
Bank Neo Commerce Raup Laba Bersih Rp 276 Miliar di Semester I 2025 |
![]() |
---|
Bank BRI Catatkan Laba Rp 26,5 Triliun pada Semester I 2025 |
![]() |
---|
Semester 1 2025, Sampoerna Pertahankan Posisi Pemimpin Pasar dan Laba Bersih |
![]() |
---|
Hadir dengan Nama Baru, Bank Jakarta Catatkan Kinerja Positif di Triwulan II 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.