Super Holding Danantara
Rosan: Semua Perusahaan Pelat Merah Masuk Danantara, Kementerian BUMN Hanya Miliki 1 Persen Saham
Rosan menjelaskan, perencanaan terkait Danantara bersama Kementerian BUMN akan dilakukan secara jangka pendek, menengah, dan panjang.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto akhirnya resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Merdeka, Senin (24/2).
Danantara diluncurkan setelah Prabowo meneken Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN.
UU tersebut mengatur berbagai hal terkait Danantara, termasuk syarat seseorang bisa menjadi direktur atau direksi Holding Investasi.
"Peluncuran Danantara hari ini memiliki arti penting karena Danantara bukan sekadar badan pengelolaan investasi. Tapi jadi instrumen pembangunan nasional," ujar Prabowo saat peluncuran di Istana Merdeka, Senin (24/2).
Baca juga: Muzani: Danantara Bisa Diawasi Seluruh Rakyat Indonesia
Untuk mengelola Danantara, Prabowo mengangkat Rosan Perkasa Roeslani sebagai Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Rosan dibantu oleh Dony Oskaria dan Pandu Sjahrir sebagai badan pelaksana BPI Danantara. Dony Oskaria menjadi Chief Operating Officer (COO) dan Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer(CIO).
Danantara berdiri setelah Rapat Paripurna DPR pada Selasa (4/2) mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Negara (RUU BUMN) menjadi undang-undang Danantara memiliki peran utama dalam konsolidasi pengelolaan BUMNserta optimalisasi dividen dan investasi.
Prabowo mengungkapkan Danantara nantinya akan fokus kepada proyek di sektor hilirisasi nikel sampai energi terbarukan. Nantinya, proyek-proyek tersebut bakal dibidik pada investasi gelombang pertama senilai USD 20 miliar.
“Kurang lebih proyek strategis miliaran dolar akan difokus pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein,akuakultur serta energi terbarukan,” kata Prabowo.
Prabowo menilai sektor-sektor tersebut adalah penentu masa depan ketahanan dan kemandirian Indonesia.
Ia berharap agar hadirnya Danantara juga dapat menjadikan BUMN sebagai agen pembangunan dan pertumbuhan.
“Oleh karena itu BUMN harus beroperasi dengan standar yang tinggi, governance yang terbaik. BUMN harus mengedepankan inovasi gagasan besar, transparansi, kemajuan teknologi, sekaligus menjaga disiplin kehati-hatian, serta komitmen terhadap tata kelola yang baik dan pengelolaan yang bertanggung jawab,” ujar Prabowo.
Prabowo juga menginginkan ke depan akan ada kolaborasi antara Danantara, BUMN, swasta, UMKM, dan koperasi agar peran mereka dalam mendukung pembangunan semakin maksimal.
“Melalui inisiatif ini kita akan menjalin kemitraan strategis dalam energi terbarukan, infrastruktur, pendidikan, dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di tingkat global serta berkontribusi bagi kesejahteraan dan stabilitas regional dan dunia,” tutur Prabowo.
Sementara itu Rosan mengungkapkan seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nantinya akan masuk ke dalam Danantara.
Super Holding Danantara
Pembentukan Danantara Dinilai Langkah Berani Presiden Prabowo Subianto Reformasi BUMN |
---|
Rosan Roeslani Tegaskan Danantara Bakal Kelola Aset GBK |
---|
Ketua KPK Buka Suara soal Masuk Tim Komite Pengawasan dan Akuntabilitas Danantara |
---|
Pakar Hukum Tata Negara Sebut KPK Tak Perlu Masuk Kepengurusan Danantara untuk Pengawasan |
---|
KPK Masuk Kepengurusan BPI Danantara, Setara Institute Pertanyakan Independensi Lembaga Antirasuah |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.