Transformasi Digital UMKM Kota Solo, QRIS Bikin Meringis Bos Nasi Liwet Mbak Laksmi
Laksmi dengan Nasi Liwet Mbak Laksmi terbantu dengan adanya pembayaran digital QRIS BRI, mempermudah dan aman
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Sri Juliati
"Baik pembeli dan pedagang kan inginnya mudah, cepat dan aman. Ya pakai QRIS," tegasnya.

Sementara itu Founder Creative Space Solo, Joko Purwono menyoroti perkembangan digital di bidang UMKM kota Solo.
Menurutnya, kesadaran para pedagang juga pelaku UMKM semakin hari semakin meningkat.
Namun, ia menggaris bawahi tindak lanjut perbankan dan dinas terkait agar melakukan pendampingan kepada pedagang terkait pemberlakuan transaksi digital.
"Di shelter, di pasar-pasar memang sudah banyak pakai QRIS, tapi masih ditemukan yang belum bahkan enggan pakai QRIS. Kan ada juga (pedagang) yang sepuh lalu sudah lanjut usia tak tahu caranya, jadi kita harap ada pendampingan lanjut," pesannya diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso dihubungi terpisah mengaku telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan digitalisasi UMKM dan pedagang.
Begitu juga bekerja sama dengan pengelola pasar dan perbankan.
Dirinya mengakui, pendampingan terhadap pedagang untuk mengantisipasi halangan digitalisasi sangat penting dilakukan.
Hal ini untuk menyelaraskan slogan Go Digital di bidang perdagangan dan usaha di Solo.
"Saya tentu sudah menjalin komunikasi juga dengan pengelola masing-masing pasar untuk mengawasi dan mendampingi pedagang yang mungkin kesulitan untuk menerapkan digitalisasi seperti soal transaksi QRIS hingga e-Retribusi," terangnya.
" Jadi bersama juga dengan perbankan tak hanya sosialisasi dan pendaftaran, pendampingan juga perlu karena banyak yang pedagang sepuh," imbuh Agus.
Terkait dengan digitalisasi, Dinas Perdagangan Kota Solo juga sudah menerapkan penarikan pajak dengan e-Retribusi.
Tak hanya dengan satu bank pelat merah, e-Retribusi diterapkan juga dengan kolaborasi beberapa bank BUMN di pasar-pasar di Kota Bengawan.
"Ini berkat kolaborasi dan sinergi Pemkot Surakarta, perbankan dan masyarakat. Sudah melek digital dan mau untuk maju mengikuti perkembangan teknologi," urai dia.
Sebagai upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, perbankan kini mendorong penggunaan transaksi QRIS.
Transaksi ini mengalami pertumbuhan pesat, yaitu mencapai 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.
Penerapan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS 0% untuk transaksi sampai dengan Rp500.000 pada merchant Usaha Mikro (UMI), yang berlaku efektif mulai 1 Desember 2024 guna menopang daya beli masyarakat kelas menengah bawah.
BRI pun berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan ekonomi berbasis digital, khususnya bagi para pelaku usaha mikro.
Dengan memberikan MDR 0% atau bebas biaya MDR, BRI tidak hanya meringankan beban operasional merchant, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing pelaku usaha mikro di era digital, sekaligus memperluas adopsi QRIS sebagai solusi pembayaran nontunai yang efisien.
(*)
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.