Mamnich, UMKM Solo yang Mengangkat Budaya Lewat Tas Etnik
konsep utama produk Mamnich adalah menggabungkan unsur etnik dengan desain modern, sehingga kain tradisional dapat lebih dikenal dan diminati.
Editor:
Andra Kusuma
Menurut Fransiska, konsep utama produk Mamnich adalah menggabungkan unsur etnik dengan desain modern, sehingga kain tradisional dapat lebih dikenal dan diminati oleh berbagai kalangan, termasuk anak muda.
Proses Kreatif dan Pengolahan Produk Mamnich
Terinspirasi oleh kecintaan terhadap kekayaan budaya Indonesia, Mamnich ingin mengolah kain tradisional seperti batik, tenun, dan lurik menjadi produk yang lebih relevan di era modern.
Salah satu bentuk inovasi mereka adalah memadukan kain tradisional dengan bahan lain seperti kanvas dan goni, menghasilkan tas yang tidak hanya unik, tetapi juga fungsional.
Dalam proses produksinya, Mamnich bekerja sama dengan pengrajin tenun untuk mendapatkan bahan baku berkualitas.
Setelah itu, kain tersebut dikombinasikan dengan material lain untuk menciptakan desain yang menarik serta tetap mempertahankan nilai budaya.
Setiap tas dirancang dengan mempertimbangkan tren fashion dan kebutuhan pasar, termasuk tas untuk anak muda, tas laptop, dan berbagai model fungsional lainnya.
"Kami selalu mengikuti perkembangan tren dan mendengarkan masukan pelanggan agar produk yang kami buat sesuai dengan kebutuhan mereka," ungkap Fransiska. Selain itu, kualitas jahitan dan detail desain menjadi prioritas utama dalam setiap produk Mamnich.
Mamnich juga menerima pesanan custom yang memungkinkan pelanggan memilih desain sesuai preferensi mereka.
Meski tetap berpegang pada unsur etnik, mereka terbuka untuk kolaborasi dalam menciptakan produk yang unik dan personal.
Strategi Pemasaran
Dalam hal pemasaran, Mamnich mengandalkan dua strategi utama, yakni offline dan online. Untuk pemasaran offline, mereka aktif mengikuti berbagai pameran dan event di dalam maupun luar kota, salah satunya Inacraft di Jakarta.
Dalam event tersebut, Mamnich menampilkan koleksi tas etnik dengan warna cerah yang menarik perhatian.
Sementara itu, untuk pemasaran online, mereka memanfaatkan platform seperti Instagram dan Shopee.
Namun, karena harga produk mereka lebih tinggi dibandingkan barang produksi massal di e-commerce, mereka lebih berfokus pada penjualan offline.
Sumber: TribunJualBeli.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
TLENIK Arts, UMKM Fashion Asal Solo yang Menghidupkan Lurik dengan Sentuhan Kreatif |
![]() |
---|
Bangun Kolaborasi Positif, Bea Cukai Bandung Sambangi Dua Perusahaan Garmen |
![]() |
---|
Jawa Banget, UMKM Kreatif yang Lestarikan Budaya Lewat Kerajinan Bernuansa Aksara Jawa |
![]() |
---|
70+ Ucapan Selamat Hari Bhayangkara ke-79 untuk Polri, Berisi Doa dan Harapan |
![]() |
---|
55 Pantun HUT ke-498 Jakarta, Cocok Jadi Caption dan Dibagikan ke Media Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.