Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Pengamat Sebut Kerja Sama Dagang Indonesia-AS Langkah Strategis Hadapi Tarif Resiprokal Trump
Diperlukan pendekatan simultan ke AS dan China, agar Indonesia sebagai negara nonblok tidak terhimpit di tengah-tengah pihak yang berseteru.
Penulis:
Glery Lazuardi
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delegasi pemerintah Indonesia merundingkan kerja sama dagang strategis dengan Amerika Serikat menyusul pemberlakuan Kebijakan Tarif Resiprokal.
Pengamat Ekonomi-Perbankan dan Dosen Binus University Doddy Ariefianto menilai progres dari langkah pemerintah ini positif untuk menciptakan neraca perdagangan yang seimbang sebagai syarat utama AS untuk menurunkan tarif sekaligus juga membuka peluang untuk melipatgandakan hubungan dagang Indonesia dengan AS.
“Ini langkah bagus. Kebijakan tarif Trump itu semakin terlihat mengarah ke perang ekonomi China vs AS. Sehingga kita juga harus ingat kalau terlalu dekat sama yang satu, yang lain akan anggap kita sebagai musuh. Kita harus bisa balance,” ujar dia kepada wartawan, Jumat (18/4/2025).
Baca juga: Kejam, Donald Trump Kenakan Tarif Impor Produk Testil RI Hingga 47 Persen
Pemerintah menyatakan Indonesia akan meningkatkan pembelian LPG, minyak mentah, bensin, gandum, kedelai, pakan ternak, dan barang modal dari AS — produk-produk yang memang tidak dapat diproduksi cukup di dalam negeri.
Para negosiator Indonesia juga membuka ruang luas bagi perusahaan-perusahaan AS untuk berkembang di Tanah Air. Melalui percepatan perizinan, pemberian insentif investasi, dan kemudahan prosedur impor, Indonesia menunjukkan keseriusan dalam menjadi mitra dagang yang ramah investasi.
Tak hanya soal perdagangan barang, kerja sama bilateral ini juga merambah sektor critical minerals, ekonomi digital, hingga pengembangan SDM dan teknologi.
Doddy mengingatkan dengan demikian diperlukan pendekatan simultan ke AS dan China, agar Indonesia sebagai negara nonblok tidak terhimpit di tengah-tengah pihak yang berseteru.
“Gajah sama gajah berantem, kalau nggak hati-hati kita bisa keinjak-injak di tengah. Delicate situation; perlu approach simultan ke AS dan China,” ucapnya.
“Kita negara besar mestinya bisa menggalang kekuatan yang netral bersama-sama negara lain. Indonesia bisa galang negara-negaralain untuk support WTO; suarakan keprihatinan dan dorong deeskalasi,” lanjutnya.
Asal tahu saja, di balik negosiasi Indonesia ke AS ini ada empat tokoh negosiator utama dari Indonesia: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Wamen Keuangan Thomas Djiwandono, dan Wakil Ketua Dewan Energi Nasional Mari Elka Pangestu.
Yang menarik, empat orang ini adalah produk pendidikan Amerika. Airlangga pernah bersekolah di Wharton School. Sugiono adalah lulusan Norwich University. Thomas lulusan John Hopkins; sedangkan Mari Elka lulusan PhD dari UC Davis.
Mereka telah melakukan pembicaraan langsung dengan para pengambil keputusan ekonomi AS: Marco Rubio (Menteri Luar Negeri), Howard Lutnick (Menteri Perdagangan), dan Jamieson Greer (U.S. Trade Representative). Besok mereka akan bertemu Scott Bessent (Menteri Keuangan).
Untuk diketahui, usai pemberlakuan Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika Serikat (AS) yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump, berbagai negara secara serentak memberikan respons terkait upaya penanggulangan dampak dari kebijakan tersebut.
Meski demikian, Pemerintah AS kembali mengumumkan penundaan pemberlakuan Tarif Resiprokal selama 90 hari hingga 9 Juni 2025 mendatang.
Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, Pemerintah Indonesia akan melakukan upaya diplomasi dan negosiasi secara langsung terkait kebijakan tersebut.
Delegasi Indonesia akan melakukan kunjungan kerja ke AS pada tanggal 16-23 April 2025 untuk bertemu dengan berbagai pihak penting AS yakni US Trade Representative (USTR), Secretary of Treasury, dan Secretary of Commerce.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
AS Bisa Kelola Data Warga RI, Menko Airlangga Jamin Perlindungan Hukum |
---|
Airlangga: Transfer Data Pribadi Warga Indonesia ke AS Dilandasi Protokol dan Hukum |
---|
IDCI Dorong Strategi Nasional dalam Perjanjian Transfer Data Pribadi Indonesia-AS |
---|
Amnesty Internasional Indonesia Desak Pemerintah Transparan Soal Transfer Data Pribadi ke Amerika |
---|
Menkomdigi: Transfer Data Pribadi ke AS Tidak Dilakukan Sembarangan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.