Sangkar Burung dari Limbah Pipa, Karya Eank Solo Menembus Batas Negara
Bagi Eko Alif Muryanto, potongan-potongan pipa bekas tersebut bisa menjadi sangkar burung kokoh bernilai ekspor sampai ke luar negeri
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Sri Juliati
“Kalau bingung jawab buyer luar negeri, saya konsultasi ke sana. Mereka bantu banget, rasanya kayak ngobrol sama keluarga,” kata Eko.
Sejak 2018, ia benar-benar mulai mengirim produk ke luar negeri atas nama sendiri.
Sebelumnya, ia hanya menjual kepada perantara yang kemudian membawa produk keluar negeri.
“Kalau yang bener-bener saya ekspor sendiri itu baru 2018, dan itu pengalaman luar biasa,” ujarnya.
Kini, usaha sangkar burung Eank Solo memproduksi berbagai ukuran sangkar, mulai diameter 16 hingga 60 sentimeter.
Harganya bervariasi, dari Rp350 ribu hingga Rp2,5 juta tergantung desain dan tingkat kesulitan.
Dalam sebulan, omzetnya bisa menembus belasan juta rupiah.
Tak hanya pasar dan keuntungan, Eko juga mengukir prestasi lewat berbagai penghargaan.
Ia pernah meraih Industry Innovation Award 2021 kategori Dampak Lingkungan, menjadi Juara Program BRIncubator 2018, serta tampil dalam program BRILIANPRENEUR yang mendukung UMKM unggulan Indonesia.
Tak berhenti di situ, ilmu dan keberhasilan Eko juga ia tularkan kepada para pelaku UMKM lainnya.
Ia kerap kali menjadi pembicara, untuk berbagi ilmu tentang wirausaha.
Termasuk berbagi pengalaman perihal kepengurusan perizinan mengirim barang ke luar negeri.
Kampus-kampus hingga komunitas-komunitas UMKM di daerah pun sering ia kunjungi atas dasar undangan.
"Saya senang berbagi ilmu, apa yang saya punya saya sampaikan agar semuanya bisa terdorong dan termotivasi untuk maju," paparnya.
Peran Rumah BUMN Solo
Koordinator Rumah BUMN Solo, Condro Rini, menyatakan bahwa pihaknya menjadi wadah agar UMKM bisa berkembang dan naik kelas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.