Jumat, 26 September 2025

Sangkar Burung dari Limbah Pipa, Karya Eank Solo Menembus Batas Negara

Bagi Eko Alif Muryanto, potongan-potongan pipa bekas tersebut bisa menjadi sangkar burung kokoh bernilai ekspor sampai ke luar negeri

Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha
PIPA BEKAS - Pemilik Eank Solo, Eko Alif Muryanto memamerkan sangkar burung berbahan limbah paralon. 

Bermodal keyakinan dan naluri wirausaha, ia mulai mengumpulkan pipa bekas itu dan membawanya pulang.

Pada 2012, bersama dua karyawan, Eko mulai bereksperimen menciptakan sangkar burung dari paralon bekas.

Inspirasi awalnya pun tak biasa, yakni datang dari iklan pipa PVC di televisi.

“Saya lihat iklan pipa, diinjak gajah pun nggak hancur. Dari situ saya mikir, kuat banget ini bahan. Kenapa nggak dipakai buat sangkar?” ujarnya sambil tertawa.

Kebetulan pula, Eko tinggal di lingkungan pengrajin sangkar burung berbahan kayu dan bambu di Mojosongo, sebuah sentra kerajinan yang sudah lama dikenal.

Namun menurutnya, bahan konvensional memiliki banyak kelemahan.

“Banyak keluhan pembeli, katanya sangkar dari kayu dan bambu cepat rusak, berjamur, bahkan burung bisa mati atau kabur karena sangkarnya rapuh,” ucapnya lirih.

Berangkat dari keresahan itu, Eko semakin serius mengembangkan sangkar dari paralon.

Ia mulai memasarkannya pada 2014 dan mendapat respons positif dari para pecinta burung.

Jembatan Usaha

Titik balik usahanya datang ketika ia bergabung dengan Rumah BUMN Solo pada awal 2017, tahun berdirinya lembaga pembinaan UMKM yang dikelola BRI itu.

“Dulu itu tahunya jualan ya dari mulut ke mulut. Kalau sangkar burung ya dari bakul ke bakul, ke Pasar Hewan Depok Solo,” tuturnya.

Melalui pelatihan digital marketing dari Rumah BUMN Solo, Eko mulai mengenal pemasaran berbasis media sosial dan marketplace.

Ia belajar mengelola akun Facebook, membuat konten produk, bahkan mencoba menjangkau pasar luar negeri.

Produk snagkar burung dari limbah pipa bekas dari Eank Solo
Produk sangkar burung dari limbah pipa bekas dari Eank Solo (Instagram @sangkar_aquarium_paralon)

“Upload video pertama saya malah pakai komputer Rumah BUMN. Saking senengnya, saya pakai akun YouTube Rumah BUMN, bukan akun saya sendiri,” kenangnya kemudian tersenyum.

Ia pun menjadi salah satu pelaku UMKM ‘angkatan pertama’ yang merasakan manfaat langsung dari fasilitas Rumah BUMN, dari internet gratis, laptop, hingga pelatihan ekspor.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan