Wirausaha Indonesia Perlu Adaptif Hadapi Kompetisi Dagang Internasional
Pemerintah Amerika Serikat kini menerapkan kebijakan proteksionis berupa perang tarif terhadap berbagai negara termasuk Indonesia.
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku usaha di Indonesia diminta terus beradaptasi dengan dinamika pasar internasional agar tidak menjadi korban kebijakan ekonomi internasional seperti fenomena perang dagang yang saat ini terjadi.
Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemerintahan Provinsi DIY, Eling Pristiwanto menegaskan, wirausaha Indonesia harus menjadi aktor utama yang adaptif, berdaya tahan, dan berdaya saing tinggi.
"Spirit inilah yang ingin saya tekankan bahwa entrepreneur masa kini harus melek terhadap isu global, tangguh menghadapi ketidakpastian, serta memiliki kapasitas resilient dan transformative thinking,” katanya saat membuka seminar bisnis bertajuk Gebyar Spirit Wirausaha Gemilang (GSWG) 2025 digelar Asosiasi G-Coach Indonesia (AGCI) dan Nusantara Gilang Gemilang (NGG) dan Grounded Business Coaching (GBC) di Yogyakarta, dikutip Senin (28/4/2025).
Diketahui, Pemerintah Amerika Serikat kini menerapkan kebijakan proteksionis berupa perang tarif terhadap berbagai negara termasuk Indonesia.
Kebijakan ini menjadi simbol dari ketatnya kompetisi dagang internasional, sekaligus peringatan bahwa kemandirian dan inovasi adalah senjata utama bangsa.
Eling Pristiwanto mengatakan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta wirausaha tak sekadar berdagang. Dalam kearifan lokal Jawa ada prinsip urip iku urup, hidup harus memberi manfaat.
"Wirausaha yang sejati adalah mereka yang hadir tidak hanya untuk memperoleh keuntungan namun juga untuk menebar kemaslahatan, memberdayakan, dan menyuburkan semangat gotong royong," ujarnya.
Baca juga: Trump: Kapal-Kapal AS Harus Gratis Lewati Terusan Panama dan Terusan Suez
Founder GBC Grand Master Coach Fahmi menyampaikan, dibutuhkan radikal optimisme dan menguatkan jaringan antar pemerintah dan stakeholder dalam membangun kekuatan ekonomi.
Sektor yang mengalami kelesuan saat ini, dirasakan pada sektor pariwisata, kuliner, fashion karena daya beli turun.
Baca juga: Trump Longgarkan Sanksi Gazprom: Apa Dampaknya di Serbia?
“Guncangan global, nasional, tekanan efisiensi, pengetatan target pajak, defisit APBN, hutang jatuh tempo, harus direspon oleh UMKM dan pengusaha pada umumnya dengan berbagai macam cara, tapi kata kuncinya adalah kemampuan untuk beradaptasi," kata Fahmi.
GSWG 2025 diikuti lebih dari 400 peserta pengusaha dari skala kecil dan menengah dari berbagai kota di Indonesia.
Tarif Turun Jadi 19 Persen, PDIP Ingatkan Dampak Kesepakatan Dagang RI-AS |
![]() |
---|
19 Persen Tak Mudah, Prabowo Sebut Trump Negosiator Keras |
![]() |
---|
Di Luar Perkiraan, Ekonomi China Malah Tumbuh Saat Perang Tarif dengan AS |
![]() |
---|
Perang Dagang yang Dipicu Tarif Trump Bisa Kacaukan Rantai Pasok Industri Otomotif Global |
![]() |
---|
Tarif Resiprokal AS Berlaku Agustus, RI Siapkan Strategi Hadapi Tekanan Dagang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.