Kamis, 7 Agustus 2025

Hari Buruh

Hari Buruh, Menaker Yassierli Ungkap Tantangan Ketenagakerjaan di Indonesia 

Yassierli menyebut, semakin banyaknya pekerja informal di Indonesia menjadi tantangan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
TANTANGAN KETENAGAKERJAAN - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut, semakin banyaknya pekerja informal di Indonesia menjadi tantangan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyebut, semakin banyaknya pekerja informal di Indonesia menjadi tantangan pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.

Menurutnya, pemerintah perlu memastikan perlindungan sosial bagi pekerja informal khususnya pengemudi dan kurir online yang jumlahnya meningkat signifikan. 

"Kami perlu memastikan terkait dengan perlindungan sosial buat mereka. Kemudian akan semakin banyak pekerja-pekerja informal seiring dengan perkembangan teknologi dan IT ke depan AI akan berkembang secara masif," ucap Yassierli dalam acara Mayday is Kolaborasi Day di Universitas Pertamina, Jakarta, Kamis (1/5/2025).

Yassierli menyebut, tuntutan perusahan-perusahaan yang mulai bergeser kepada green economy turut menjadi tantangan bagi ketenagakerjaan di Indonesia.

Bahkan menurut datanya, tenaga kerja Indonesia belum siap menghadapi hal tersebut. Lalu, Institusi pendidikan juga belum memadai untuk menyiapkan kompetensi mereka secara baik.

Baca juga: 5 Fakta Prabowo Hadiri Peringatan Hari Buruh di Monas: Bagi-Bagi Kaus hingga Janji Hapus Outsourcing

"Tantangan-tantangan ini Inilah yang harus kita jawab bapak dan ibu semua kolaborasi," papar dia.

Untuk itu, Menaker Yassierli menyambut baik tema yang diusung dalam gelaran Hari Buruh di lingkungan PT Pertamina (Persero). Sebab kata dia, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk menghadapi tantangan tersebut. 

"Kami punya PR membangun hubungan industrial yang harmonis. Tantangan-tantangan yang besar tadi tidak bisa selesai kalau pendekatan kita masih konvensional. Buruh berjuang sejak memperjuangkan upah," ungkap Yassierli.

"Kemudian pengusaha mengatakan yang penting point of view saya adalah profit dari perusahaan. Ini adalah sering saya sampaikan kepada negative sum game Bukan lagi zero sum game tapi negative sum game yang harus kita pikirkan kolaborasi," imbuhnya menegaskan.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan