Purchasing Index Sektor Manufaktur Turun: Produksi Melemah, Ancaman PHK Meluas
PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis S&P Global bulan April anjlok 5,7 poin ke angka 46,7 poin.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
Dari segi harga, inflasi biaya produksi pada bulan April cukup tajam namun masih di bawah rata-rata jangka panjang. Menurut bukti anekdotal, kenaikan nilai dolar AS menyebabkan harga bahan baku impor juga naik.
Laju inflasi biaya produksi merupakan yang paling rendah sejak bulan Oktober 2020. Perusahaan menanggapi dengan menaikkan biaya selama tujuh bulan berturut-turut dan menjadi laju tercepat pada tahun 2025.
Melihat ke depan, bisnis di sektor manufaktur Indonesia masih optimis bahwa volume produksi akan naik pada tahun mendatang.
Meski kuat, tingkat optimisme turun ke level terendah dalam tiga bulan dan di bawah rata-rata jangka panjang.
Kepercayaan diri didorong oleh harapan bahwa perekonomian akan membaik dan keadaan di sektor akan pulih, serta harga bahan baku akan turun.
"Perkiraan tahun mendatang terlihat positif, perusahaan berharap produksi naik karena kondisi ekonomi akan membaik dan daya beli klien dan pelanggan akan menguat. Namun demikian, ketidakpastian waktu pemulihan menurunkan harapan beberapa perusahaan," ungkapnya.
Pekerja Dibayangi Badai PHK, Buruh Ungkap Biang Keroknya, Singgung Data 'Asal Bapak Senang' |
![]() |
---|
Kemnaker Gandeng Sampoerna Pulihkan Tenaga Kerja lewat Program Peduli PHK |
![]() |
---|
Bagaimana Bisa Banyak PHK dan Daya Beli Lemah Tapi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,12 Persen? |
![]() |
---|
Pak Prabowo, Sudah Banyak Masyarakat RI di PHK, Ramai-ramai Cairkan Dana di BPJS hingga Demo |
![]() |
---|
Indeks Manufaktur Indonesia Juli 2025 Tetap Kontraksi, Penurunan Produksi Jadi Pemicu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.