Sabtu, 20 September 2025

Pakar IPB Nilai Kebijakan Pertamina Terkait Lingkungan dan Dekarbonisasi Sudah di Jalan yang Benar

Pertamina turut mendorong swasembada energi seperti dicita-citakan Pemerintahan Prabowo Subianto.

Istimewa
TEKAN EMISI - Pertamina mendorong swasembada energi seperti dicita-citakan Pemerintahan Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar ekonomi lingkungan IPB University, Aceng Hidayat, menilai langkah Pertamina terkait transisi energi dan dekarbonisasi sudah tepat.

Ia menilai, upaya dan inovasi yang dilakukan Pertamina menunjukkan bahwa BUMN tersebut terdepan dalam persoalan tersebut.

”Untuk hal ini (transisi energi dan dekarbonisasi), Pertamina memang leading, bisa menjadi contoh perusahaan lain. Kerja sama itu semakin menunjukkan, bahwa Pertamina tidak hanya berteori, tetapi sekaligus mengimplementasikan,” kata Aceng kepada wartawan hari ini, Kamis (12/6/2025).

Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, Pertamina Dorong Pekerja jadi Role Model Dekarbonisasi

Aceng menilai, Pertamina memang berani melakukan berbagai terobosan. Sambil terus menjaga ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi bagi masyarakat, kata dia, BUMN energi itu juga terus berinovasi dalam energi baru dan terbarukan.

”Artinya, Pertamina sudah bertransformasi sebagai perusahaan yang berkelanjutan. Tentu saja ini praktik yang benar. Apalagi, ranah bisnis BUMN tersebut cukup rentan, termasuk mengenai isu lingkungan, terutama emisi,” lanjutnya.

Sebagai strategi bisnis, lanjut Aceng, komitmen Pertamina terhadap lingkungan juga sangat menguntungkan.

Sebab ke depan, hanya perusahaan yang concern menjalankan bisnis berkelanjutan atau green business, yang akan memiliki daya saing tinggi. Terlebih, kata dia, jika Pertamina akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan global.

Di sisi lain, Aceng juga menilai, berbagai upaya BUMN energi tersebut juga mendukung ketahanan energi nasional.

Termasuk mendorong swasembada energi seperti dicita-citakan Pemerintahan Prabowo Subianto. ”Ini sudah sejalan dengan upaya kemandirian energi,” lanjutnya.  

Dalam jangka pendek, guna memenuhi kebutuhan masyarakat, Pertamina tetap menggunakan energi fosil. Namun di sisi berbeda, BUMN ini terus menerapkan green technology untuk mereduksi karbon.

”Untuk jangka panjang, kita harap Pertamina dengan disokong Pemerintah, terus komit dalam bauran energi. Dengan demikian, tidak hanya menjadi bagian sangat penting dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) yang notabene merupakan upaya kolektif, namun sekaligus terus concern menekan emisi karbon,” tutupnya.

Pertamina sejauh ini menerapkan berbagai inovasi untuk dekarbonisasi.  Di antaranya adalah pengembangan Bio Refinery (kilang hijau) yang menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, seperti HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan Green Gasoline.

Selain itu, mereka juga mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk menangkap dan menyimpan emisi CO2.

Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) sebagai Sub Holding PT Pertamina (Persero) juga menandatangani nota kesepahaman dengan MGH (Mobility Green Horizon) Energy untuk pengembangan e-fuels, seperti e-metanol dan eSAF.

E-methanol biasa digunakan di industri pelayaran dan industri kimia.Sementara e-SAF atau e-sustainable aviation fuel adalah bahan bakar sintetik untuk pesawat terbang yang diproduksi menggunakan proses elektrolisis dengan sumber listrik energi terbarukan seperti tenaga surya, air, ataupun angin. (

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan