Sabtu, 20 September 2025

Danantara dan INA Investasi 800 Juta Dolar AS ke Pabrik Kimia Chandra Asri

Partisipasi Danantara Indonesia mencerminkan komitmen jangka panjangnya untuk berinvestasi di sektor-sektor fundamental yang mendorong ekonomi.

Penulis: Sanusi
HO/Tribunnews
DAPAT INVESTASI - Petugas tengah melakukan pekerjaan di komplek pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) di Cilegon, Banten. Sektor kimia memainkan peran penting dalam berbagai rantai nilai, mulai dari manufaktur hingga transisi energi, khususnya dalam pengolahan nikel dan pemurnian alumina. 

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU). 

Nota Kesepahaman ini akan menjajaki kemungkinan masuknya Danantara Indonesia dan INA sebagai investor strategis baru untuk mendukung pengembangan bersama Pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC). 

Kemitraan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri untuk soda kaustik dan Ethylene Dichloride, yaitu bahan baku penting bagi berbagai industri hilir termasuk pengolahan nikel yang akan  mendorong kemandirian industri hilir dan memperkuat sektor manufaktur nasional. Kolaborasi ini sekaligus menjadi tonggak penting dalam kemitraan antara sektor publik dan swasta untuk mendorong kemajuan industri dan perekonomian Indonesia.

Baca juga: Bos GOTO Menolak Berkomentar Soal Wacana Investasi oleh Danantara 

Dengan nilai investasi bersama yang diperkirakan mencapai sekitar 800 juta dolar AS, kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama para pihak untuk memperkuat ketahanan industri Indonesia, mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku kimia hulu, serta mendorong agenda hilirisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi jangka panjang Indonesia.

Sebagai perusahaan investasi milik negara yang memiliki mandat untuk menjaga dan meningkatkan nilai jangka panjang aset strategis nasional, Danantara Indonesia memandang inisiatif ini sebagai langkah konkret untuk memperkuat pasokan domestik bahan baku industri penting sekaligus memperluas basis ekspor Indonesia. 

Partisipasi Danantara Indonesia mencerminkan komitmen jangka panjangnya untuk berinvestasi di sektor-sektor fundamental yang mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan nilai tambah industri. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan pabrik CA-EDC ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

Pabrik CA-EDC akan dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan Chandra Asri Group. Saat ini, proyek berada pada fase pertama yang mencakup pembangunan pabrik CA-EDC dengan kapasitas produksi sebesar 400.000 ton soda kaustik padat per tahun (setara dengan 827.000 ton dalam bentuk cair) dan 500.000 ton Ethylene Dichloride. Proyek ini bertujuan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor kedua bahan tersebut, sehingga mendorong kemandirian dalam produksi nasional serta memperkuat proses hilirisasi industri.

Fase kedua dari pengembangan proyek ini akan difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi Chlor-Alkali serta pengembangan produk turunan dari klorin yang akan meningkatkan efisiensi operasional dan sinergi dalam rantai nilai. Saat ini, studi kelayakan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi produk hilir berbasis klorin yang dapat menciptakan nilai tambah lebih besar dan mendukung pertumbuhan industri dalam negeri.

CIO Danantara Indonesia Pandu Sjahrir, menekankan pentingnya kemitraan ini secara strategis serta kesesuaiannya dengan prioritas pembangunan nasional. 

Pandu mengatakan, industrialisasi hilir adalah kunci dalam transformasi ekonomi Indonesia dan membuka peluang besar bagi investor yang berpikir ke depan. Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional, kolaborasi ini mendukung pengembangan industri yang skalabel dan mampu mengurangi impor, dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Sektor kimia memainkan peran penting dalam berbagai rantai nilai, mulai dari manufaktur hingga transisi energi, khususnya dalam pengolahan nikel dan pemurnian alumina. Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk penting seperti soda kaustik dan Ethylene Dichloride. 

"Di Danantara Indonesia, kami menyambut baik kemitraan global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi di tengah dinamika ekonomi Asia,” ujar Pandu. 

Chief Executive Officer INA Ridha Wirakusumah, menyampaikan, kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama untuk memperkuat fondasi industri Indonesia melalui peningkatan kapasitas produksi dalam negeri dan pengurangan ketergantungan impor terhadap bahan baku utama yang penting bagi berbagai sektor nasional. 

Presiden Direktur Chandra Asri Group Erwin Ciputra, menyatakan, proyek ini merupakan langkah penting bagi Chandra Asri Group untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan industri nasional dan memperkuat perekonomian Indonesia. 

"Masuknya Danantara Indonesia dan INA mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan industri kimia di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, kami membangun fondasi yang kuat untuk mendorong pengembangan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan