Alasan Bappenas Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 2026 Lebih Tinggi dari Proyeksi Sri Mulyani
Bappenas memasang target pertumbuhan ekonomi lebih tinggi karena digunakan untuk menentukan berdasarkan perencanaan.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memasang target pertumbuhan ekonomi pada 2026 lebih tinggi dibanding Kementerian Keuangan.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mematok pertumbuhan ekonomi pada 2026 sebesar 5,8-6,3 persen. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan 5,2-5,8 persen.
Menurut Rachmat, Bappenas memasang target pertumbuhan ekonomi lebih tinggi karena digunakan untuk menentukan berdasarkan perencanaan.
"Kalau Menteri Keuangan ini berdasarkan penganggaran. Kami berdasarkan perencanaan," katanya saat rapat bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Perencanaan yang dimaksud Rachmat dilihat dari proyeksi kontribusi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Dengan anggaran yang mencapai Rp 71 triliun, Rachmat menyebut MBG bisa menyumbang ke pertumbuhan ekonomi sebesar 0,86 persen.
Sayangnya, hingga semester I 2025, MBG baru menyerap Rp 5,03 triliun dari total anggaran yang disediakan sebesar Rp 71 triliun.
Dari informasi yang Rachmat dapat dari Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, pada akhir Juli ini penyerapan anggaran akan dipercepat.
Dengan percepatan penyerapan anggaran, Rachmat menilai target penerima bisa naik drastis hingga 20 juta. Saat ini, baru ada 5,5 juta penerima yang mendapatkan MBG dari 1.800 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.
"Menurut catatan yang saya dapat bahwa bulan Agustus itu akan bisa melompat sampai 20 juta (penerima) karena dapurnya sudah ada (untuk mengakomodir para penerima MBG)," ujar Rachmat.
Ia mengatakan ini baru dari program MBG yang berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi. Rachmat menyebut masih ada dari program nasional lainnya.
Baca juga: Bappenas Bidik Pertumbuhan Ekonomi RI Pada 2026 Sebesar 6,3 Persen
Sebelumnya, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2026 mencapai 5,2 sampai 5,8 persen sesuai Kerangka Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2026.
Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Paripurna bersama DPR RI, di Kompleks Parlemen, Selasa (20/5/2025).
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Jadi 4,7 Persen-5 Persen
"Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2026 pada kisaran 5,2 persen hingga 5,8 persen dengan tetap menjaga daya beli masyarakat, mendorong transformasi dan reformasi ekonomi termasuk hilirisasi sumber daya alam dan perbaikan iklim investasi dan sumber daya manusia," kata Sri Mulyani.
Menurutnya, laju pertumbuhan ini menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan hingga mencapai 8 persen dalam beberapa tahun ke depan, dengan terus konsisten mencapai visi Indonesia Maju 2045.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Celios Terima Balasan PBB soal Audit Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 oleh BPS, Apa Isinya? |
![]() |
---|
Mendes Yandri Dorong Ekonomi Papua lewat Program TEKAD dan Kopdes Merah Putih |
![]() |
---|
Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Masih Masuk Akal, Ronny P Sasmita: Lain Cerita Jika Tumbuh 6 Persen |
![]() |
---|
Universitas yang Pernah Dipimpin Anies Baswedan Ragukan Data Pertumbuhan Ekonomi RI dari BPS |
![]() |
---|
Jasa Keuangan dan Asuransi Berkontribusi 0,13 Persen Pada Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.