Arsitek Didorong Aplikasikan Desain Atap yang Berkelanjutan dan Ekspresif
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penyelenggaran OGRA tahun ini memperluas pemaknaan pemakaian atap bangunan.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para arsitek Tanah Air didorong mengaplikasikan desain atap bangunan yang berkelanjutan sekaligus ekspresif seiring dengan menguatnya tren bangunan hijau yang lebih ramah lingkungan di dunia.
Ajakan tersebut disampaikan dua arsitek kenamaan Indonesia, Ar. Sigit Kusumawijaya, IAI dan Ar. Abimantra Pradhana, IAI, pada seminar bertajuk Sustainability and Expressive Roofing, sebagai rangkaian dari kegiatan Onduline Green Roof Award (OGRA) 2025 di Jakarta Design Center, Jakarta..
Keduanya mengajak peserta seminar yang dihadiri para arsitek dan praktisi dunia properti agar menimbang ulang peran atap dalam narasi desain arsitektur yang berkelanjutan dan ekspresif.
Baca juga: Prospek Kerja Arsitek di Era Digital, Lebih dari Sekadar Gambar Denah
Seminar ini diselenggarakan PT Onduline Indonesia bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta dan dihadiri perwakakilan Onduline Indonesia dan Asia Pasifik serta Ketua IAI Jakarta, Ar. Teguh Aryanto.
Country Director, PT Onduline Indonesia Esther Pane menjelaskan, seminar ini merupakan pembuka dari rangkaian kompetisi arsitektur OGRA 2025 dan menekankan pentingnya atap sebagai elemen kunci dalam arsitektur yang berkelanjutan dan ekspresif.
“OGRA pertama kali diluncurkan pada 2013 sebagai bentuk apresiasi kami kepada para arsitek, yang turut bergerak dalam transformasi praktik pembangunan menuju pendekatan yang lebih sadar akan keberlanjutan," kata Esther.
Dia menambahkan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penyelenggaran OGRA tahun ini memperluas pemaknaan pemakaian atap bangunan.
Tidak saja mengedepankan fungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan, tetapi juga sebagai ekspresi identitas pemilik maupun identitas bangunan itu sendiri.
Tema yang diangkat adalah ‘Expressive Roofing: Beyond Shelter, Toward Identity.’ Sayembara ini ditujukan kepada anggota IAI dengan fokus pada eksplorasi atap sebagai elemen ekspresif dalam arsitektur.
"Para arsitek didorong untuk menghadirkan gagasan yang personal, berani dan berdampak serta menjadikan atap sebagai medium ekspresi yang merefleksikan karakter ruang dan penggunanya,” kata Esther.
Kegiatan ini juga diharapkan membuka peluang diskusi antara industri dan profesi, tetapi juga memperluas perspektif dalam memaknai peran atap dalam arsitektur masa kini. (tribunnews/fin)
Setiap Krisis Selalu Hadirkan Peluang Baru bagi Industri Properti Indonesia |
![]() |
---|
Puluhan Teknisi Perumahan Ikuti Pelatihan Keterampilan Pemasangan Atap |
![]() |
---|
Hanung Bramantyo Pernah Dituntut Rp15 Miliar Gara-Gara Hak Cipta Properti Film Habibie & Ainun |
![]() |
---|
Permintaan Kamar Kos di Kota Besar Diprediksi Meningkat, Ini 5 Tips Mengelolanya |
![]() |
---|
Kawasan Canggu Geliatkan Industri Properti di Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.