Rabu, 24 September 2025

UMKM Bisa Ekspor ke Jepang dan China Tanpa Tatap Muka dengan Calon Pembeli

UMKM bisa mengekspor produk mereka ke Jepang dan China, tanpa harus bertemu langsung dengan pembeli internasional.

Tribunnews/Lita Febriani
EKSPOR UMKM - Menteri Perdagangan Budi Santoso di acara Peringatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) di Jakarta, Kamis (3/7/2025). UMKM Indonesia bisa mengekspor produk mereka ke berbagai negara di dunia, termasuk Jepang dan China, tanpa harus bertemu langsung dengan pembeli internasional. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa mengekspor produk mereka ke berbagai negara di dunia, termasuk Jepang dan China, tanpa harus bertemu langsung dengan pembeli internasional.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkap hal tersebut dilakukan lewat business matching dalam program UMKM Bisa Ekspor yang dilakukan setiap hari oleh pihaknya.

Alurnya, para UMKM ini nantinya akan mempresentasikan produk mereka secara virtual kepada perwakilan Kemendag di luar negeri.

Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan di 33 negara akreditasi yang meliputi Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).

Setelah menerima presentasi dari UMKM, perwakilan perdagangan akan mencarikan calon pembeli (buyer). Selanjutnya, dilakukan pertemuan secara online antara UMKM dan pembeli untuk proses business matching.

"Artinya, UMKM ini nanti presentasi lagi kepada buyer di luar negeri," kata Budi saat acara peresmian export center Balikpapan dan Batam yang disiarkan secara daring oleh Youtube Kementerian Perdagangan, Jumat (1/8/2025).

Ia menyebut rata-rata UMKM ini belum pernah melakukan ekspor. Mereka juga tidak bertemu secara tatap muka dengan pembelinya.

Semua proses pertemuan dilakukan secara virtual melalui video teleconference seperti Zoom. Seluruh proses business matching ini juga didampingi oleh perwakilan perdagangan di luar negeri.

Budi menegaskan bahwa UMKM tidak perlu khawatir soal kualitas atau kredibilitas pembeli karena semuanya sudah dicarikan oleh perwakilan perdagangan.

Baca juga: PHK Januari-Juni 2025 Naik, Wamenaker: Kondisi Global Sedang Tidak Baik-baik Saja 

"Buyer itu juga mau melakukan bisnisnya kalau kita dampingi karena mereka juga belum tentu percaya sama UMKM (lokal Indonesia). Kan belum kenal, belum pernah ketemu," ujar Budi.

Di dalam negeri, UMKM juga akan dibina dan dikurasi sebelum terlibat dalam kegiatan ekspor. Misalnya, di Export Center Balikpapan, ada pembina yang akan menyeleksi para UMKM untuk menembus pasar ekspor.

"Setiap hari dijadwalkan maunya ke mana? Mau ke Jepang? Malaysia? China? Nanti bapak ibu juga dari ekspor center ini bisa mengarahkan produknya ini bagusnya diekspor ke mana," ucap Budi.

Baca juga: Indeks Manufaktur Indonesia Juli 2025 Tetap Kontraksi, Penurunan Produksi Jadi Pemicu

Pada paruh pertama 2025, UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi 356 kegiatan business matching,
241 sesi presentasi peluang bisnis (pitching), dan 115 pertemuan langsung dengan buyer dari 33 negara mitra dagang atau lebih.

Pada periode tersebut, tercatat sebanyak 609 UMKM telah mengikuti program business matching dengan nilai transaksi ekspor mencapai USD 87,04 juta atau setara dengan sekitar Rp1,3 triliun. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan