Tekan Impor, Perusahaan Lokal Ini Mulai Produksi Ventilator, TKDN di Atas 40 Persen
Ventilator SV300 dan SV800 sudah mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%.
Penulis:
Sanusi
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Graha Teknomedika (GTM) menandai babak baru bagi industri alat kesehatan nasional dengan meluncurkan produksi ventilator dan anesthesia machine hasil kolaborasi strategis bersama perusahaan global, Mindray.
Momentum ini bukan sekadar peluncuran produk, melainkan simbol kebangkitan industri alat kesehatan Indonesia menuju kemandirian dan daya saing global.
“Hari ini adalah bukti nyata bahwa bangsa Indonesia mampu menghadirkan produk alat kesehatan berteknologi tinggi yang setara dengan standar internasional. Kerja sama ini menjadi tonggak penting dalam membangun kemandirian bangsa di sektor alat kesehatan,” ujar Direktur Marketing dan Keuangan PT Graha Teknomedika, Febie Yuriza Poetri, dalam sambutannya di Depok, Senin (8/9/2025).
Baca juga: HIMKI Dukung Menkeu Baru, Dorong Penguatan LPEI Jadi Pilar Ekspor Industri Kecil Menengah
Kolaborasi GTM dan Mindray tidak hanya mencakup investasi finansial, tetapi juga investasi pengetahuan, transfer teknologi, hingga peningkatan kapasitas SDM. Mindray menghadirkan teknologi kelas dunia, desain produk, serta pelatihan tenaga kerja, sementara GTM berinvestasi dalam infrastruktur produksi alat kesehatan teknologi tinggi, mulai dari produksi, perakitan dan quality control, hingga pengembangan rantai pasok lokal dan komitmen untuk membangun industri alat kesehatan dalam negeri untuk layanan kritis dan intensif.
“Yang kami lakukan bukan hanya soal investasi finansial, tetapi sebuah nilai besar untuk kemandirian bangsa. Mindray membawa teknologi kelas dunia, sementara kami memastikan teknologi itu dapat diproduksi dan dikembangkan di tanah air,” jelas Febie.
Saat ini, GTM yang telah berdiri sejak tahun 1988 dan sudah memiliki sertifikat CPAKB dan memenuhi standar internasional ISO 13485, ISO 9001, ISO 14001 dan ISO 45001 sudah menambah fasilitas produksi elektromediknya dan melengkapinya dengan peralatan produksi dan pengujian ventilator maupun mesin anestesi. Targetnya, kapasitas produksi mencapai 500–1.000 unit per tahun, dan kedepannya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk pasar ekspor.
Kerjasama ini juga diharapkan menyiapkan SDM Indonesia yang unggul, selain menggunakan SDM GTM yang saat ini sudah berjumlah ratusan, tahap awal rekrutmen telah melibatkan tambahan 20 tenaga kerja ahli lokal yang dilatih khusus oleh Mindray mulai dari tenaga kerja engineering, operator produksi, quality control, hingga tenaga ahli penelitian dan pengembangan serta engineering yang menguasai teknologi tinggi ventilator dan mesin anestesi. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan eskalasi kapasitas produksi.
Produk ventilator SV300 dan SV800 sudah mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen, sedangkan produk anesthesia machine WATO EX-35, WATO EX-65 PRO dan A8 sedang dalam proses mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan estimasi pencapaian juga di atas 40%, sesuai regulasi dan harapan Kementerian Perindustrian. Dengan capaian tersebut, produk ini berhak masuk kategori prioritas dalam e-Katalog pengadaan pemerintah.
“Ini adalah langkah konkret memperkuat kemandirian alat kesehatan nasional. Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen alat kesehatan kritis berteknologi tinggi,” tutur Febie.
Febie menegaskan, GTM bersama Mindray akan terus mengembangkan roadmap jangka panjang, mulai dari peningkatan TKDN, perluasan kapasitas produksi, penciptaan lapangan kerja, hingga ekspor ke mancanegara.
“Tujuan kami hanya satu: menjadikan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri sekaligus pemain global dalam industri alat kesehatan berteknologi tinggi. Pandemi COVID-19 mengajarkan kita arti penting kemandirian. Hari ini kami jawab tantangan itu dengan solusi nyata,” ungkapnya.
Febie menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian atas dukungan regulasi, serta kepada Mindray atas kepercayaan yang diberikan dan seluruh mitra atas sinergi yang telah terbangun.
“Kerja sama ini adalah bentuk cinta dan bakti kami untuk negeri. Semua capaian ini tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dari semua pihak,” tegas Febie.
Sementara itu, General Manager Mindray Indonesia, Max Cao menyampaikan bahwa komitmen perusahaan untuk mendukung visi pemerintah Indonesia dalam mewujudkan kemandirian industri alat kesehatan. “Mindray adalah perusahaan perangkat medis kelas dunia, tetapi komitmen kami bersifat lokal. Mindray Indonesia berakar di sini, berdedikasi untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan bangsa ini,” ujarnya.
Menurut Max Cao, sejak tahun 2023, Mindray dan GTM memulai langkah ambisius untuk memproduksi ventilator dan anesthesia machine berkelas dunia secara lokal. Kemitraan ini menyatukan inovasi global Mindray dengan keahlian manufaktur lokal GTM. “Hari ini, saya dengan bangga menyatakan bahwa misi tersebut berhasil. Produk seri AKD yang kami kembangkan bersama tidak hanya diluncurkan, tetapi juga mendapat sambutan positif,” jelasnya.
Program Kredit Industri Padat Karya Diyakini Bisa Ciptakan Lapangan Kerja Baru |
![]() |
---|
Pakar Hukum Bongkar Beda Kasus Nadiem vs Lembong, Tanggapi Hotman Paris |
![]() |
---|
Menperin Agus Gumiwang: 5 Tahun Terakhir Kinerja Industri Padat Karya Cukup Fluktuatif |
![]() |
---|
Perkuat Rantai Pasok Bisa Atasi Kelangkaan Gula Putih di Pasar |
![]() |
---|
Kebijakan Industri Nasional 2026 Fokus ke Peningkatan Daya Saing dan Keberlanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.