Komisi VI DPR Dukung Integrasi Tiga Subholding Pertamina: Penyelarasan dengan Kebijakan Danantara
Jika perusahaan-perusahaan BUMN kembali ke core business-nya, maka perusahaan menjadi lebih sehat dan kuat.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inisiatif Pertamina untuk menggabungkan tiga Subholding mendapat dukungan Komisi VI DPR. Dukungan tersebut terungkap, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR dan PT Pertamina (Persero), di Jakarta, Kamis.
”Komisi VI DPR RI mendukung PT Pertamina (Persero) beserta Subholding untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut: Rencana penggabungan operasional Sub Holding PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping sebagai penyelarasan prioritas inisiatif perusahaan dan sejalan dengan arah kebijakan Badang Pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara),” kata Wakil Ketua Komisi VI, Adisatrya Suryo Sulisto sebagai pimpinan sidang, saat membacakan kesimpulan RDP.
Selain itu, lanjut Adisatrya, Komisi VI juga mendukung konsolidasi sejumlah unit usaha yang berada di luar bisnis utama PT Pertamina (Persero), sehingga fokus pada bisnis inti di sektor minyak dan gas, serta energi terbarukan, sesuai arahan dan kajian bersama Danantara.
Baca juga: Pertamina Mau Gabungkan Tiga Anak Usahanya, Ditargetkan Rampung Akhir 2025
Sebelumnya, anggota Komisi VI DPR Rivqy Abdul Halim memberi tanggapan terhadap rencana integrasi tiga Subholding Pertamina.
Dia menyebut, rencana tersebut sebagai sebuah terobosan baik. Begitu juga dengan rencana merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia, Rivqy berharap, ”Semoga menjadi terobosan juga, kerja sama antar BUMN.”
Mengenai rencana penggabungan, disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam RDP tersebut. "Kita akan melakukan integrasi hilir yaitu penggabungan operasional antara PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional dan juga Pertamina International Shipping yang kita targetkan akan selesai pada akhir tahun 2025," kata Simon.
Terkait hal itu pula, Simon mengungkapkan, bahwa Perseroan ke depan akan lebih fokus pada bisnis inti yakni di sektor minyak dan gas (oil and gas) serta energi terbarukan (renewable energy). Dengan demikian, sejumlah unit usaha yang berada di luar bisnis utama akan dipisahkan atau spin off dari Perseroan.
Komisi VI menyikapi positif rencana integrasi bisnis hilir Pertamina. Rencana tersebut, dinilai sejalan dengan semangat dan arah arah kebijakan Danantara.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria sebelumnya pernah menyampaikan, pihaknya berencana untuk merampingkan jumlah BUMN beserta anak usahanya, dari total lebih dari 800 menjadi sekitar 200 perusahaan saja.
Menurut Dony ketika itu, hal tersebut merupakan upaya agar perusahaan-perusahaan BUMN nantinya hanya akan fokus pada bisnis utamanya (core business) masing-masing. Pertamina, yang memiliki core business pada minyak dan gas, misalnya, juga memiliki usaha rumah sakit hingga agen perjalanan.
Jika perusahaan-perusahaan BUMN kembali ke core business-nya, Dony menilai perusahaan menjadi lebih sehat dan kuat.
Pertamina Sebut Pelita Air akan Digabung degan Garuda Indonesia |
![]() |
---|
Kontribusi Pertamina ke Negara Capai Rp225 Triliun Hingga Juli 2025, Dorong Ekonomi Nasional |
![]() |
---|
Pertamina Umumkan 16 Tim yang Lolos Final Nasional Energy Debate Championship PGTC 2025 |
![]() |
---|
Pertamina Bantah Terlibat dalam Persoalan Kosongnya BBM di SPBU Swasta |
![]() |
---|
BAKN DPR RI Gelar Rapat Tertutup dengan Danantara, Bahas Apa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.