Selasa, 16 September 2025

Public Expose BBCA, Analis Proyeksikan Bisnis BCA Tetap Tumbuh Positif

BBCA terkenal dengan bisnis model yang prudent dan konservatif dalam membuat rencana bisnis bank.

Penulis: Sanusi
Tribunnews/Jeprima
PERGERAKAN IHSG - Pengunjung bermain handphone di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Analis saham menilai PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada dalam jalur yang tepat untuk mencapai target, bahkan melampaui target rencana bisnis bank tahun 2025. Keyakinan tersebut disampaikan setelah bank swasta terbesar di Indonesia ini menggelar Public Expose pada Kamis 11 September 2025.

Analis Jonathan Gunawan dari Trimegah Sekuritas mengatakan pada dasarnya, BBCA terkenal dengan bisnis model yang prudent dan konservatif dalam membuat rencana bisnis bank. Sehingga tidak heran, bank ini kerap mencapai target, baik dari sisi penyaluran kredit hingga bottom line.

"Misalkan untuk penyaluran kredit, manajemen tetap pada pedoman pertumbuhan 6-8 persen pada 2025. Padahal pada semester I-2025 saja pertumbuhannya sudah 12,9%. Jadi target kredit dari manajemen besar kemungkinan akan tercapai, bahkan terlampaui," ujarnya.

Baca juga: Isu Pembobolan Rekening Dana Investasi Tidak Benar, BCA Pastikan Sistem Internal Aman

Bila dibedah lagi pertumbuhan kredit BBCA pada semester I-2025 banyak disumbang sektor produktif terutama pada segmen korporasi (tumbuh 16,1% secara yoy), komersial (12,6%), hingga SME (11,1%). Sementara pada sektor konsumer juga tumbuh moderat sebesar 7,6%.

"Hal yang menarik ketika segmen kredit di SME BBCA tumbuh jauh di atas rata-rata industri perbankan. Hal ini disebabkan BBCA banyak melakukan take over kredit SME berkualitas baik. Price kredit SME BBCA cukup kompetitif sehingga market share di SME bisa tumbuh di antara industri perbankan," ujarnya.

Dari sisi pendanaan, CASA BBCA mencapai Rp982 triliun dengan rasio 82,5% terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Adapun loan to deposit ratio (LDR) berada di 78%. Total secondary reserves & marketable securities BBCA mencapai Rp433 triliun, atau sekitar 29?ri total aset. 

“Likuiditas BBCA sangat ample sehingga tidak perlu terlibat dalam kompetisi bunga deposito yang ketat. Likuiditas ini juga lebih dari cukup untuk mendukung ekspansi kredit,” ujar Jonathan.

Sepanjang Semester I-2025, BCA mencatat laba bersih Rp29 triliun, naik 8% yoy. Net interest income tumbuh 7%, sementara non-interest income melompat 10,6?rkat peningkatan fee-based income dan trading income. Rasio kredit bermasalah (NPL) masih terjaga di 2,2?ngan coverage ratio 167%. 

Menurut Jonathan, dengan kondisi ekonomi makro semester II-2025 yang diprediksi semakin membaik, maka diyakini akan terjadi peningkatan kualitas kredit pada perbankan secara keseluruhan, termasuk BBCA.

“Bila kualitas kredit membaik, maka pencadangan bisa dikurangi di semester II sehingga memberi ruang lebih pada pertumbuhan laba. Hal ini sesuai dengan pernyataan manajemen yang menyatakan pencadangan akan dijaga pada level cukup," ujarnya.

Saham BBCA telah menguat dalam dua hari setelah sebelumnya sempat tertekan. Pada Kamis (11/9), saham BBCA menguat 0,64% ke level Rp7.850. BBCA kembali mencatatkan Top Value pada hari tersebut, atau saham dengan nilai transaksi paling besar. Total nilai transaksi mencapai Rp1,85 triliun dan volume perdagangan mencapai 2,35 juta lot saham.
 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan