Rosan Roeslani Ungkap Alasan Indonesia Aktif di Organisasi Internasional
Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan alasan di balik keaktifan Indonesia dalam berbagai organisasi internasional.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan alasan di balik keaktifan Indonesia dalam berbagai organisasi internasional.
Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Salah satu bentuk keaktifan tersebut adalah bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh kelompok BRICS pada 6 Januari 2025. BRICS merupakan forum kerja sama yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, yang dibentuk sejak 2009 untuk memperkuat kolaborasi ekonomi, politik, dan multilateral antarnegara berkembang.
Selain BRICS, Indonesia juga tengah dalam proses untuk menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). OECD adalah organisasi internasional yang saat ini memiliki 38 negara anggota, di mana 87 persen di antaranya merupakan negara maju. Negara-negara anggota OECD mewakili 46 persen produk domestik bruto (PDB) dunia dan 70 persen perdagangan global.
"Harapannya kita dalam waktu 2–3 tahun ini akan bergabung dengan OECD," ujar Rosan dalam acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta International Convention Center, Rabu (8/10/2025).
Baca juga: Birokrasi Danantara Berbelit, Dirut Agrinas Putuskan Mundur, Begini Tanggapan CEO Rosan Roeslani
Perkuat SDM dan Kapabilitas Nasional
Rosan menegaskan bahwa keterlibatan Indonesia di berbagai organisasi internasional bukan berarti kehilangan independensi. Sebaliknya, langkah ini merupakan upaya untuk membuka diri terhadap dunia sambil tetap menjaga kedaulatan nasional.
"Ini adalah bentuk Indonesia yang aktif dan terbuka di ranah global, tetapi tetap menjaga independensi," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah juga berkomitmen untuk memperkuat sumber daya manusia, meningkatkan produktivitas, serta membangun kapasitas dan kapabilitas nasional.
"Kami juga memperkuat human capital, produktivitas, kapasitas, dan kapabilitas. Itu yang sedang kita lakukan," ujar Rosan.
Dengan menjadi bagian dari berbagai organisasi internasional, lanjut Rosan, Indonesia tidak akan bergantung pada satu negara atau blok tertentu saja dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Rosan: Freeport Lepas Saham ke Indonesia 12 Persen, Bangun Sekolah dan RS di Papua |
![]() |
---|
Indonesia Dorong ASEAN Jadi Destinasi Utama Investasi Global |
![]() |
---|
Indonesia Siap Jadi Pemimpin Global Transisi Energi di Sektor Mineral Kritis |
![]() |
---|
Menkum RI Supratman Andi Agtas Perkenalkan Protokol Jakarta dalam Forum BRICS di Brasil |
![]() |
---|
Efek Danantara, Baleg DPR: Kemungkinan Kementerian BUMN Dihapus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.