Jumat, 10 Oktober 2025

Program Kampung Peternak Ayam Terpadu Diyakini Mampu Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Program ini dirancang agar kader Ansor dapat mengembangkan usaha produktif serta terlibat dalam ekosistemnya dari hulu ke hilir demi ketahanan pangan.

IST
DONGKRAK EKONOMI - Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin pada Kamis(9/10/2025) menyebut Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa yang diinisiasi oleh GP Ansor, potensinya bisa menghasilkan 2,05 juta ton daging ayam per tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Program Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa, diyakini dapat menciptakan lapangan kerja baru hingga mencukupi protein nasional dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Dorong Produktivitas Peternakan Ayam Broiler, SMK Telkom Malang Kembangkan Sensor IoT

Program Kampung Peternakan Ayam Terpadu merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ayam yang terintegrasi dari budidaya hingga pengolahan dan penanganan limbah.

Program tersebut digagas GP Ansor dengan perangkatnya yang tersebar di 22.800 Desa se-Indonesia melalui pembentukan Kelompok Usaha Gotong Royong.

Secara resmi, pengukuhan Kelompok Usaha Gotong Royong dan kick-off Kampung Peternakan Ayam Terpadu ini akan dilaksanakan di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 17 Oktober 2025.

Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, menyampaikan, ikhtiar ini dalam jangka panjang akan membangun industri hulu-hilir peternakan ayam.

Dengan begitu, kata Addin, peran dan kontribusi seluruh jaringan Ansor dapat berdampak pada kemakmuran desa, membantu koperasi Desa merah Putih, dan membangun anak-anak muda yang produktif.

“Kelompok Usaha Gotong Royong dibentuk di setiap desa yang menjadi basis kader. Kita ingin menggerakkan ekonomi rakyat dari bawah, dengan usaha sederhana namun berdampak besar,” kata Addin sesaat sebelum mengikuti acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, dikutip Kamis (9/10/2025).

Dia menambahkan, program ini dirancang agar kader Ansor dapat mengembangkan usaha produktif, terlibat dalam ekosistemnya dari hulu ke hilir, didukung pelatihan manajemen, digitalisasi, dan akses permodalan.

Menurut Addin, program ini bukan hanya upaya meningkatkan pendapatan kader, namun berkontribusi menopang gizi bangsa sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal.

Baca juga: Bukan ke Pangkalan Militer, Kim Jong Un dan Putrinya Gelar Kunjungan Langka ke Peternakan Ayam

"Multiplier effect-nya luas, dapat menciptakan lapangan kerja baru, menimbulkan nilai ekonomi yang signifikan, khususnya bagi pertumbuhan ekonomi desa," jelas Addin.

Ketahanan Pangan

Program ini dinilai sebagai respons terhadap kekhawatiran pemerintah terkait potensi kekurangan pasokan ayam dan telur di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana sebelumnya mengingatkan, kebutuhan ayam memang meningkat di satuan penyelenggara program gizi (SPPG).

“Jika tidak diikuti dengan tumbuhnya peternak baru, pasokan ayam dan telur bisa berkurang,” kata Dadan dalam diskusi Food Business Opportunity Zona Pangan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara dari Kampung Peternakan Ayam Terpadu di 22.800 Desa yang diinisiasi oleh GP Ansor, potensinya bisa menghasilkan 2,05 juta ton daging ayam per tahun.

Baca juga: SSMS Gulirkan Program Prioritas Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Desa

Angka ini dapat mendorong surplus ayam dan telur untuk menopang kebutuhan konsumsi dalam negeri.

“Ini bukan sekadar acara seremonial. Ini gerakan nyata kader Ansor di seluruh Indonesia untuk membangun kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan berbasis gotong royong,” pungkas Addin.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved