SSMS Gulirkan Program Prioritas Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Desa
Emiten perkebunan sawit PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk memperkuat perannya dalam pembangunan berkelanjutan melalui program TJSL.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Emiten perkebunan sawit PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) memperkuat perannya dalam pembangunan berkelanjutan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR) yang terarah dan strategis.
Langkah ini diambil untuk mendukung keberlangsungan bisnis perusahaan yang kini mengelola 23 kebun dan delapan pabrik kelapa sawit.
Manager CSR SSMS Abdur Rohman mengatakan, program CSR SSMS diawali dengan kajian kebutuhan masyarakat (Community Needs Assessment) melalui survei lapangan, Focus Group Discussion (FGD), wawancara tokoh adat, hingga analisis data sekunder agar program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan selaras dengan strategi keberlanjutan perusahaan.
Hasil kajian kemudian dituangkan dalam CSR Action Plan yang mencakup sasaran, indikator capaian, kebutuhan anggaran, sumber daya, serta mitra strategis. Dengan pendekatan ini, setiap program memiliki arah yang jelas, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan.
SSMS meluncurkan sejumlah program prioritas yang berfokus pada ketahanan pangan sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat desa.
Program tersebut mencakup distribusi pangan pokok berupa 500 ton beras dan 100.000 liter minyak goreng setiap tahunnya kepada lebih dari 50.000 jiwa di 186 desa, penyediaan peternakan ayam kampung mandiri di Dusun Tonam dengan dukungan bibit ayam, pakan, mesin tetas, serta pelatihan manajemen ternak.
Program lainnya adalah pengembangan pertanian hortikultura di Desa Sumber Cahaya dengan berbagai komoditas seperti semangka, cabai, tomat, dan sayuran daun, hingga budidaya ikan air tawar di beberapa desa melalui penyediaan bibit patin dan nila beserta sarana produksi serta pendampingan teknis.
Pelaksanaan program CSR SSMS menggunakan tiga pendekatan: Pertama, Kolaborasi multipihak – melibatkan pemerintah daerah, dinas teknis, kelompok tani, LSM, dan komunitas lokal dalam setiap tahap program.
Kedua, Pendampingan berkelanjutan – bukan sekadar memberikan bantuan, tetapi juga transfer pengetahuan, pelatihan, serta monitoring dan evaluasi berkala.
Ketiga, Exit Strategy – memastikan masyarakat dapat mandiri dengan membentuk koperasi lokal atau community enterprise sehingga program tetap berlanjut meskipun intervensi perusahaan dihentikan.
Baca juga: Pakar Ingatkan Potensi PHK dan Keberlanjutan Industri Sawit Pasca Terbitnya PP Nomor 45 Tahun 2025
"Keberhasilan CSR tidak diukur dari jumlah bantuan semata, tetapi dari dampak jangka panjang. Karena itu, perusahaan menggunakan metode Social Return on Investment (SROI), kerangka ESG (Environmental, Social, Governance), serta keterkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs)," ungkap Abdur Rohman.
Indikator yang dinilai mencakup:
• Dampak sosial: peningkatan kesejahteraan, pengurangan kerentanan pangan, dan penguatan kapasitas masyarakat.
• Dampak ekonomi: pertumbuhan usaha mikro, peningkatan pendapatan keluarga, dan penciptaan lapangan kerja lokal.
• Dampak lingkungan: konservasi hutan bernilai tinggi (HCV/HCS), pengurangan pupuk anorganik, serta penerapan energi terbarukan.
• Dampak tata kelola: keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, transparansi laporan, dan penguatan etika bisnis.
Baca juga: Kunjungi Perkebunan PTPN IV, Dubes Uni Eropa Tekankan Pentingnya Pilar Industri Sawit Berkelanjutan
Untuk menjamin akuntabilitas, SSMS menerapkan sistem pelaporan multi-level yakni di internal, eksternal dan dialog dengan komunitas.
"CSR adalah bagian integral dari strategi bisnis berkelanjutan perusahaan. Melalui CSR, kami tidak hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga mendorong kemandirian, memperkuat ekonomi desa, dan menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian, pertumbuhan perusahaan dapat berjalan selaras dengan pembangunan sosial dan lingkungan,” kata Abdur Rohman.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Perempuan Jadi Garda Terdepan: Sinergi Kementan dan IWAPI Perkuat Ketahanan Pangan Nasional |
![]() |
---|
Polres Barito Selatan Panenn 500 Kg Jagung, Hasilnya Dibagikan ke Warga |
![]() |
---|
PalmCo dan Agrinas Perkuat Produksi Minyakita untuk Ketahanan Pangan Nasional |
![]() |
---|
Krisis Plastik Ancam Asia Tenggara, Pemerintah dan Swasta Bergandeng Atasi Sampah |
![]() |
---|
PIK2 Cup 2025 Dimulai: Usung Sportivitas, Kebersamaan, dan Harapan Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.