Batik Tapsel Jadi Wajah Baru UMKM Lokal, Tumbuh Lewat Pembinaan Berkelanjutan
Di tengah dominasi batik dari Pulau Jawa yang dikenal dengan motif klasik seperti Parang dan Kawung, Batik Tapsel hadir menawarkan warna baru.
PTAR yang memang aktif membina pelaku UMKM di wilayah lingkar tambang, kembali hadir setelah situasi pandemi mulai membaik.
Program pembinaan dilanjutkan secara intensif sejak tahun 2021.
“Waktu itu kami dapat pelatihan dasar membatik dengan pewarnaan sintetis. Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan membatik menggunakan pewarna alami. PTAR juga bantu kami untuk urus Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan merek dagang,” tutur Santhy.
Tak hanya pelatihan teknis, dukungan PTAR juga mencakup aspek pemasaran.
Pada 2023 dan 2024, para perajin binaan mendapatkan kesempatan promosi di berbagai event, baik di dalam maupun luar daerah.
Bahkan, pada 2024 tepatnya bulan September, PTAR memfasilitasi pelaku UMKM dengan mendirikan outlet khusus bernama Bagas Silua yang berlokasi di Simpang Tambang, Batang Toru.
“Outlet itu disediakan untuk memasarkan semua produk binaan, termasuk Batik Tapsel. Kami bisa jual batik di situ setiap hari,” tambah Santhy.
Selain itu, PTAR juga aktif mendukung pelaku usaha dengan menyediakan booth Batik Tapsel dan UMKM lainnya setiap kali ada kegiatan di area tambang.
Kehadiran booth ini tidak hanya menyemarakkan acara, tetapi juga membuka kesempatan langsung bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan produk mereka kepada pengunjung.
Tak hanya itu, ketika ada acara di luar Tapanuli Selatan, misalnya di Ibukota Jakarta atau kota besar lainnya, produk Batik Tapsel dan UMKM setempat seringkali dibawa oleh perwakilan PTAR untuk dipamerkan.
Hal ini membuka peluang lebih luas bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan pasar baru dan meningkatkan eksposur produk mereka di tingkat nasional.
PTAR Dengarkan Kebutuhan Pelaku Usaha, Berikan Solusi Nyata

Selain menjalankan program pendampingan yang sudah terjadwal, PTAR juga sangat responsif dalam mendengarkan kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi oleh para pelaku usaha binaannya.
Salah satu masalah krusial yang sempat menggelisahkan para perajin Batik Tapsel adalah pengelolaan limbah batik yang selama ini dianggap berpotensi mencemari lingkungan.
Menyadari pentingnya hal ini, PTAR tidak hanya memberikan arahan teori, tetapi mengambil langkah konkret dengan memberangkatkan Santhy dan beberapa perajin lain ke pusat-pusat pengelolaan limbah batik yang sudah maju di Solo dan Yogyakarta.
Sumber: TribunJualBeli.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Batik Tapsel
Tapanuli Selatan
PTAR
Batik Indonesia
Batang Toru
PT Agincourt Resources
SDG08-Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Sosok Wanita di Mobil Propam Polres Tapsel, Dikemudikan Remaja 16 Tahun Jalan-jalan di Kota Medan |
![]() |
---|
Mobil Dinas Propam Polres Tapsel Diduga Dibawa Anak Bawa Pacar Jalan-jalan, Polda: Itu Gurunya |
![]() |
---|
Mobil Dinas Propam Tapanuli Selatan Dikendarai Remaja Bersama Seorang Wanita, Ini Penjelasan Polisi |
![]() |
---|
Mobil Dinas Propam Polres Tapsel Dibawa Anak Polisi Jalan-Jalan di Medan, Ini Penjelasan Polda Sumut |
![]() |
---|
3 Kejadian Balita Meninggal karena Orang Tua Lalai, Terbaru Bayi Minum Oli Bekas di Ngawi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.