Industri F&B dan Kecantikan Raih Pembiayaan Rp19 Miliar di ISEF 2025
Komitmen pembiayaan tersebut diumumkan di penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival
“Kami fokus pada pembiayaan yang produktif, berkelanjutan, dan memberikan kemudahan bagi nasabah korporasi untuk mengembangkan bisnisnya. Pendekatan digital kami memastikan proses lebih efisien, tanpa mengabaikan prinsip syariah dan aspek keberlanjutan,” ujarnya.
Kedua perusahaan diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana industri halal dapat tumbuh dengan dukungan pembiayaan syariah yang inklusif dan berorientasi pada nilai keberkahan.
Selama semester I 2025 Bank Aladin Syariah membukukan kenaikan pendapatan penyaluran pembiayaan 48,8 persen (yoy) dari Rp255,3 miliar menjadi Rp379,8 miliar.
Sementara, pendapatan berbasis bagi hasil naik lebih dari dua kali lipat dari Rp120,1 miliar menjadi Rp260,2 miliar, sementara pendapatan dari fee dan komisi melonjak dari Rp49,4 miliar menjadi Rp160,8 miliar.
Dari sisi intermediasi, total pembiayaan bagi hasil mencapai Rp4,47 triliun, naik 9 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp4,10 triliun.
Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 14,2 persen menjadi Rp6,18 triliun, didorong peningkatan tabungan dan deposito mudharabah.
Total aset Bank Aladin per 30 Juni 2025 tercatat sebesar Rp10,35 triliun, naik 10,6 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya sebesar Rp9,36 triliun.
Efisiensi kinerja juga membaik, tercermin dari perbaikan rasio BOPO dari 118,75 persen menjadi 85,16 persen dan Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik menjadi 73,27 persen dari sebelumnya 136,71 persen. (tribunnews/fin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.