Jumat, 14 November 2025

Rupiah Cenderung Stabil Sepanjang 2025, Akhir Tahun Berpeluang Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak fluktuatif sepanjang tahun 2025, namun pelemahannya masih tergolong terbatas.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
NILAI TUKAR RUPIAH - Warga menunjukkan uang usai melakukan penukaran pada Layanan Penukaran Terpadu Bank Indonesia dan Perbankan di Hall Basket Senayan, Jakarta, Jumat (21/3/2025). Menjelang akhir 2025, rupiah berpotensi menguat karena beberapa faktor musiman, seperti repatriasi dividen perusahaan asing dan arus masuk modal oleh investor asing. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 
Ringkasan Berita:
  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak fluktuatif sepanjang tahun 2025, namun pelemahannya masih tergolong terbatas.
  • Tekanan terhadap rupiah terutama datang dari faktor luar negeri, seperti kebijakan suku bung tinggi bank sentral AS (The Fed).
  • Menjelang akhir 2025, rupiah berpotensi menguat karena beberapa faktor musiman, seperti repatriasi dividen perusahaan asing dan arus masuk modal oleh investor asing.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang tahun 2025 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif, namun pelemahannya masih tergolong terbatas.

Research and Development ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan, tekanan terhadap rupiah terutama datang dari faktor luar negeri, seperti kebijakan suku bung tinggi bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan mulai turun pertengahan tahun ini.

Meski begitu, kondisi ekonomi dalam negeri dinilai masih cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di kisaran 5 persen, inflasi terkendali di bawah 3 persen, dan cadangan devisa terjaga di atas 130 miliar dolar AS.

"Kombinasi faktor tersebut membuat pelemahan rupiah lebih bersifat teknikal ketimbang struktural, dengan rata-rata nilai tukar tahun berjalan berada di kisaran Rp15.800 hingga Rp16.300 per dolar AS," kata Taufan Dimas dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).

Menjelang akhir 2025, rupiah berpotensi menguat karena beberapa faktor musiman, seperti repatriasi dividen yaitu pemulangan keuntungan perusahaan asing dan meningkatnya arus modal portofolio ke Indonesia. 

Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga global juga dapat menahan penguatan dolar AS.

"Dalam kondisi tersebut, rupiah berpeluang menguat ke area Rp15.700-15.900 per dolar AS pada akhir tahun, selama tidak ada kejutan eksternal baru dari pasar global maupun geopolitik," jelas dia.

Sementara untuk tahun 2026, arah pergerakan rupiah akan sangat bergantung pada seberapa cepat kebijakan moneter global beralih ke fase pelonggaran. 

Jika inflasi Amerika Serikat terus menurun dan The Fed memangkas suku bunga secara agresif, rupiah berpotensi menguat lebih lanjut ke kisaran Rp15.200-15.600 per dolar AS. 

"Namun, jika perlambatan ekonomi global menjadi lebih tajam, penguatan tersebut bisa tertahan," ujar dia.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved