Virus Corona
Anies Minta Warga DKI Kurangi Interaksi Fisik, Jika Taat Aturan Jakarta Tak Perlu Ditutup
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap warganya mentaati sejumlah kebijakan yang ia ambil dalam menekan penyebaran virus corona (covid-19).
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap warganya mentaati sejumlah kebijakan yang ia ambil dalam menekan penyebaran virus corona (covid-19).
Berbagai kebijakan telah diambil oleh Anies Baswedan.
Terbaru Gubernur DKI itu membatasi operasional bus Transjakarta, MRT dan LRT.
Tiga moda transportasi umum di ibu kota itu akan dipersingkat jam operasinya untuk mencegah penyebaran virus corona.
Baca: Antisipasi Covid-19, Anies Baswedan Batasi Jadwal Operasional LRT, MRT dan Transjakarta
Dengan langkah tersebut, ia berharap interaksi fisik antar masyarakat dapat berkurang, sehingga dapat meminimalisir adanya penularan virus corona tersebut.
Anies mengatakan, bus Transjakarta, LRT, dan MRT hanya kan beroperasi dalam 12 jam saja, yakni dari pukul 06.00 - 18.00 WIB.
Pemeriksaan juga akan lebih ketat bagi penumpang di stasiun dan halte.
"Sebelum memasuki halte dan satsiun akan dicek suhu tubuhnya," jelas Anies dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun Facebook Pemprov DKI, Minggu (15/3/2020).
"Kita juga akan memastikan hand sanitizer ada dimana-mana sehingga masyarakat yang dapat memanfaatkannya dengan baik," tambahnya.
Baca: 7 Kebijakan Anies Atasi Corona, Cabut Ganjil Genap hingga Imbau Tak Pulang Kampung
Baca: Akibat Corona, Anies Baswedan Umumkan Layanan Transportasi DKI akan Turun Drastis, Ini Penjelasannya
Sebelumnya, Anies juga menyampaikan dalam konferensi pers sebelumnya bahwa ia mencabut aturan ganjil genap yang berlaku di seluruh kawasan Jakarta.
"Saat ini potensi penularan di kendaraan umum cukup tinggi karena itu kita akan menghapuskan atau mencabut sementara kebijakan ganjil genap di seluruh kawasan Jakarta," imbuhnya.
Anies juga mengimbau agar pelaku usaha melakukan kerja dengan sistem jarak jauh.
Kebijakan ini ditujukan kepada sejumlah pemilik dunia usaha, baik bisnis maupun perkantoran.
"Dunia usaha mulai mempersiapkan kalau bisa sudah melaksanakan kegiatan kerja jarak jauh, sehingga potensi penularan bisa kita kendalikan," kata Anies saat konferensi pers.
Ia juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan menganjurkan untuk tidak bepergian.
Meski sekolah diliburkan, namun ia tidak menyarankan masyarakat pergi meninggalkan Jakarta untuk berlibur atau memilih untuk kembali ke kampung halaman.
Baca: Beri Anggaran Khusus Tangani Covid-19, Jokowi: Corona Perlambat Ekonomi
Baca: Soal Corona, Jokowi: Saatnya Kita Bekerja Dari Rumah, Belajar Dari Rumah, Ibadah di Rumah
Anies berharap berbagai kebijakan yang ia lakukan itu diikuti oleh masyarakat dengan bijak.
Dengan demikian, maka menurutnya Jakarta tidak perlu menutup akses atau di-lockdown.
"Kalau kita mentaati ini, maka Jakarta tidak perlu ditutup, karena warganya sudah memilih untuk tinggal dirumah mengurangi interaksi fisik," jelas Anies.
Dengan demikian, pemerintah tak perlu melakukan tindakan berupa pemaksaan penutupan akses yang menurutnya juga bukan hal yang sederhana.
"Tidak perlu kemudian ada pemaksaan, kita saksikan di berbagai negara, harus dilakukan penutupan, harus dilakukan tindakan karena warganya tidak mengikuti anjuran dari pemerintahnya untuk tinggal dirumah."
Menurutnya, jika masyarakat mengikuti anjuran dari pemerintah, maka ia yakin Corona akan dapat dikendalikan tak merebak kemana-mana.
"Jadi ini kita benar-benar berharap dengan cara ini kita serius, dan perlu kami garis bawahi, ini bukan hanya melindungi diri kita, ini juga melindungi masyarakat."
"Kalau kita memilih untuk berada di rumah, artinya tidak berpontensi tertular, dan bila merasa sehat tapi carrier, maka tidak menularkan kepada yang lain," jelas Anies.
(Tribunnews.com/Tio/Isnaya/Ocha)