Senin, 18 Agustus 2025

Virus Corona

Sejumlah Pasien Corona yang Sembuh di Wuhan Sempat Ditest Mendapat Hasil Positif

Pasien virus corona yang sembuh di Wuhan kembali terinfeksi, bisa jadi gelombang wabah corona kedua.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
The Star
Ilustrasi petugas medis membentangkan bendera China - Untuk Pertama Kalinya, Tidak Ada Kasus Virus Corona Baru yang Dilaporkan di Wuhan 

TRIBUNNEWS.COM - Kota Wuhan, China, dikabarkan sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat virus corona.

Namun, virus corona yang dianggap perlahan-lahan mulai pergi meninggalkan China ternyata menyisakan misteri.

Dikutip Tribunnews.com dari npr.org, ternyata keakuratan alat diagnosis Covid-19 di China dipertanyakan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya teror wabah corona gelombang kedua.

Diketahui, dari 18-22 Maret 2020, Wuhan melaporkan tak ada kasus corona baru.

Kabar gembira ini dianggap sebagai titik balik China untuk bisa kuat melawan virus yang menjangkit lebih dari 80.000 orang di negara ini.

Baca: UPDATE Virus Corona Global, Jumat 27 Maret 2020 Malam: Jumlah Infeksi AS Kalahkan China

Baca: Status Lockdown di Malaysia Diperpanjang, 1.364 WNI Pulang ke Indonesia Lewat Batam

Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul.
Foto yang diambil pada 18 Maret 2020 menunjukkan warga berbaris untuk mengambil daging babi yang dikirim ke kompleks karantina mereka di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada Kamis (19/3/2020), China melaporkan tidak ada kasus baru dalam virus corona untuk pertama kalinya sejak wabah ini muncul. (STR / AFP)

Namun ternyata ada beberapa warga Wuhan yang awalnya positif corona, lalu menjalani perawatan hingga dinyatakan sembuh, dan kembali terjangkit corona.

Sekitar 5-10 persen pasien yang sudah dinyatakan sembuh kembali terinfeksi virus mematikan ini.

Kebanyakan dari mereka tidak menunjukkan gejala, mereka kembali terjangkit.

Hal ini seolah menandakan, teror corona di China belum akan berakhir dalam waktu dekat.

NPR mencoba menghubungi empat orang di Wuhan yang dinyatakan positif corona untuk kedua kalinya.

Mereka mengaku sangat muak dengan virus ini, tapi tetap menjalani perawatan medis hingga akhirnya bisa negatif.

Baca: Cegah Corona, dr Tirta Sarankan Jakarta Karantina Wilayah: Tolak Semua yang Masuk dan Keluar

Baca: Kylian Mbappe Ikuti Jejak sang Idola Lakukan Aksi Nyata Perangi Corona, Donasi di Tanah Kelahiran

Dua dari mereka adalah dokter yang berada di garda depan menangani pasien corona di Wuhan, sisanya adalah warga Wuhan.

Dalam wawancara itu, mereka meminta untuk disembunyikan identitasnya.

Menurut mereka, pemerintah China akan menghukum warga yang seolah-olah meragukan kemampuan pemerintah untuk menangani corona.

Seorang dari yang diwawancara NPR mengaku menunjukkan gejala parah ketika pertama didiagnosis corona hingga dirawat di rumah sakit.

Sementara satunya hanya mengalami gejala ringan dan menjalani karantina saat Wuhan tengah berada di puncak wabah ini.

Kedua warga Wuhan itu kembali menjalani tes pada 22 Maret 2020 lalu dan hasilnya positif.

Mereka mengaku tidak mengalami gejala apapun, bahkan demam dan batuk kering pun tidak.

Melihat fenomena ini, virologi atau ahli virus menyebut tidak mungkin pasien corona bisa kembali terinfeksi begitu cepat setelah dinyatakan sembuh.

Peristiwa ini kemudian mengarah pada anggapan, pemerintah China tidak melaporkan data jumlah pasien sesuai data di lapangan.

Baca: Ganjar Ungkap Solusi untuk Warga Terdampak Corona: Kita Ini Masyarakat yang Bukan Hanya Meminta

Baca: Yana Mulyana Sembuh dari Corona: Patuhi Pemerintah, Perjuangan Lawan Covid-19 Sangat Berat

Pemerintah China juga dianggap tidak melaporkan kasus corona yang tak memiliki gejala.

"Saya tidak tahu mengapa pihak berwenang memilih untuk tidak menghitung kasus (tanpa gejala) bersama dengan kasus resmi lainnya. Saya bingung," ujar dokter di Wuhan yang kembali positif setelah sembuh.

Keempat orang yang dihubungi NPR itu kini tengah kembali diisolasi di bawah pengawasan medis.

Tidak ada keterangan jelas apakah mereka tertular lagi dan mengapa mereka bisa positif setelah sembuh.

Ada kemungkinan saat mereka dites negatif, hasil tersebut adalah palsu.

Hal ini bisa saja terjadi jika swab test yang dilakukan menggunakan alat yang kurang akurat untuk mengumpulkan sampel virus.

Kemungkinan lain adalah tes yang tidak bereaksi bagus pada DNA, sehingga sisa virus malah mendominasi hasil tes yang membuat positif.

"Kemungkinan ada hasil positif palsu dalam tes ini," ujar dr Jeffrey Shaman, seorang profesor ilmu kesehatan lingkungan di Universitas Columbia.

Shaman sempat mengadakan penelitian pemodelan yang menunjukkan, penularan antarindividu tanpa gejala adalah pendorong berkembangnya corona di Wuhan.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)

 
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan